Rabu, 20 Juli 2011

FF: "A Whole New World" (World 3) Part 2

***PREVIOUS***


Tepat di luar ruangan, saat menutup pintu kamar, air mata Wookie jatuh tak terbendung. Ia berlari ke luar rumah sakit untuk mencari Jongwoon, namun tak menemukannya.

1 jam.... 2 jam.... Wookie tak kunjung kembali. Akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk tidur. Beberapa jam kemudian, Kyuhyun membuka matanya. Antara sadar dan tidak. Ia melihat seorang gadis dengan gaun putih. Rambutnya berwarna coklat kepirangan, persis sosok dalam mimpinya, yang tak pernah menampakan wajahnya, yang selalu terlihat menangis untuknya.

Tak lama, gadis itu berbalik ke arahnya. Mata mereka bertemu, dan sang gadis tersenyum. “Kyuhyun ah, kau sudah bangun?” Sapanya.

“Kau siapa?” tanyanya dengan wajah terkejut.

“Lupa pada Noona?” Gadis itu mendekat.

“Minnie Noona?” Ucapnya tak percaya.

Minnie tersenyum dan mendekat sebelum akhirnya memeluk laki-laki yang sudah seperti adikknya sendiri itu.

“Sejak kapan Noona ada di sini?” tanya Kyuhyun.

“Sejak kau sedang tidur..” jawab Minnie, melepaskan pelukannya dan duduk di kirsi sebelah tempat tidur Kyuhyun. “Selamat, ya... kau sudah kembali =)” Ucap Minnie.

Kyuhyun mengangguk sambil tersenyum tipis. “Noona, ada yang ingin kutanyakan...” ucap Kyuhyun, dengan wajah serius. Minnie mendekat dan melihat wajahnya dengan tatapan serius pula. “Wookie, apakah dia dan manajernya itu...”

“Itu hanya gosip,” Potong Minnie ketus.

Melihat reaksi Minnie yang seperti itu, Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut. Ia semakin curiga.


Sementara itu, Wookie tengah mencari Jongwoon ke tempat yang mungkin dia kunjungi. Apartemennya sudah ia tinggalkan. Ia pergi ke bar tempat mereka biasanya merayakan kemenangan Wookie, lagi-lagi ia tak ada di sana. Wookie putus asa. Nomor telepon Jongwoon pun tidak aktif. Benarkah ini akhir dari semuanya? Apakah ia benar-benar tidak akan bertemu dengan manajernya itu?

Wookie mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Air matanya tak dapat berhenti sejak tadi. Pikirannya kacau. Kyuhyun sadar disaat ia merasakan adanya perasaan lebih terhadap sang manajer, saat perasaannya pada Kyuhyun ingin ia lupakan.

Ia berhenti di sebuah gedung tempat rumah produksinya berada. Berjalan memasuki gedung itu dan menaiki lift sampai ke lantai 7. Di sana ada sebuah ruangan, ruangan sang manajer. Tempat yang biasa mereka habiskan untuk bersama, baik untuk menciptakan lagu, maupun berdiskusi, bahkan sound checking. Terdapat sebuah keyboard yang tersambung ke komputer. Itu biasa digunakan Jongwoon untuk membuat arrangement.

Pintunya tidak terkunci. Wookie masuk dan duduk di atas kursi, tempat biasa ia duduk. Ia benar-benar belum percaya, bahwa hari esoknya tak akan bersama Jongwoon lagi.

Ingatannya kembali ke saat pemimpin rumah produksi memecat Jongwoon. “Mengapa tidak membiarkan aku yang dipecat? Mengapa harus mengorbankan diri untukku?” Tangis Wookie.

Matanya tertuju pada sebuah agenda berwarna hitam, berukuran 20x14cm. Ia mengambil agenda itu dan membukanya.

Milik Jongwoon. Jongwoon menempelkan beberapa foto Wookie yang ia ambil diam-diam, baik saat Woookie tertidur pada sesi latihan, maupun saat ia sedang serius. Ada catatan perhitungan jumlah album yang laku terjual, jadwal show/performance, sampai beberapa tulisan, yang mungkin adalah lagu ciptaannya.

Itu membuat Wookie tersenyum. Namun hati Wookie kembali sakit saat ia melihat tulisan Jongwoon yang ada di halaman agak akhir, tertanggal hari kemarin.

"Aku tidak mau terjaga dari mimpi yang singkat ini
Karena di dalam mimpi itu, aku merasa sangat bahagia
Aku tertawa seperti orang bodoh
tawa yang hanya seperti desahan kecil

Aku sadari, aku bukan orang yang baik
Tapi aku tidak tahu, orang jahat itu yang seperti apa

Aku khawatir karena kebaikanmu
Mungkinkah seseorang dapat berbahagia?
Meskipun kau tidak membutuhkan orang seperti aku

Aku sangat tahu, diriku memiliki banyak kekurangan
Tapi aku tidak tahu, aku ini orang yang seperti apa

Cintai aku satu kali saja
Kau tidak harus melupakan apapun
Sebentar saja, pikirkan aku,
Berikan sedikit saja waktumu untukku

Di jalan yang bersalju ini, tak peduli bagaimana, aku mencium harum tubuhmu, yang penuh kenangan, bahkan sampai saat ini.
(Just You/Geugotpoonieyeo by Suju; Indonesian translation by: Daemoon)


Air mata Wookie yang tadinya hampir surut karena foto-foto yang Jongwoon tempel, kembali menetes karena kata-kata di buku itu.

“Wookie ah..” Suara seorang wanita dari luar pintu.

“Hyukkie Eonnie?” ucapnya terkejut. Ia segera menyeka air matanya.

Wanita yang dipanggil ‘Hyukkie Eonnie’ itu menghampirinya dan memeluk Wookie, mengelus kepalanya.

“Dia sudah pergi, Eonnie.. Eonnie tahu, kemana dia pergi? Kapan ia akan kembali?” tanya Wookie di sela tangisnya.

“Maafkan aku, Wookie,” Sahut Hyukkie. “Kau sangat kehilangan dia, yah?” tanyanya. “Kau jatuh cinta padanya, Wookie?”

“Eonnie...” Wookie terisak. “Mengapa aku baru menyadarinya saat ia sudah pergi. Dan mengapa harus disaat Kyuhyun sadar?” Ucapnya dalam tangisan yang tak dapat ditahan lagi. “Aku seperti diminta untuk memilih, Kyuhyun atau Jongwoon Oppa”.

“Tapi saat ini kau tak harus memilih, Wookie.. Kyuhyun sudah sadar, dan Jongwoon sudah pergi,” Ucap Hyukkie, mencoba menguji Wookie.

“Tapi aku telah mencintai Jongwoon Oppa...”

“Kau sudah memilih, kan?” Ucap Hyukkie, bijak, sambil tersenyum.

“Tapi bagaimana dengan Kyuhyun, Eonnie?”

“Tunggulah saat yang tepat, baru kau katakan itu padanya,” Ucap Hyukkie.

Hari itu, Wookie memutuskan untuk kembali menyimpan hatinya. Ia tak akan memberikannya pada Kyuhyun. Ia akan menyimpannya untuk Jongwoon, yang sekarang entah berada dimana dan tak tahu kapan akan kembali.

^TBC^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar