Rabu, 29 Juni 2011

FF: "A Whole New World" (World 2) Part 2

<<<Prev<<

Jongwoon berlari ke luar gerbang sampai ia hampir tertabrak sebuah mobil sedan putih yang modelnya agak kuno. Ia mengetuk kaca mobil yang berhenti mendadak karena ulahnya. Si pengemudi membukakan kunci pintu mobil itu dari dalam, kemudian kembali menjalankan mobilnya setelah Jongwoon naik.

Jongwoon bernafas lega, “Kamshamnida...” Ucapnya.

“Nde.. Kau? Manajernya Wookie, kan?”

“He?” Jongwoon terkejut melihat ke arah pemilik mobil yang ternyata seorang perempuan cantik dengan matanya yang bulat dan kulitnya yang putih mulus. Wajahnya tidak memakai make up, namun sudah cantik alami. Ia seperti pernah melihat gadis itu.

“Lee Minnie Imnida...” Ucap Minnie sambil tersenyum.

“Aku ingat.. kau sahabat Wookie, kan? Minnie Sshi? Terimakasih telah menyelamatkanku!” Ucapnya.

“Kau, mengapa ada di apartemennya Wookie sepagi ini? Gosip tentang kau dan Wookie tak benar, kan?” tanya Minnie bertubi-tubi.

“Ehm... soal itu...” Jongwoon terdiam.

“Jadi itu benar?” Minnie menebak.

“Sampai tadi malam, hal itu hanya gosip...” Jongwoon menjawabnya dengan lemah. Ia merasa mungkin saja gadis itu akan marah padanya, mungkin juga pada Wookie. Tapi ia sendiri yakin, tentang hal ini, Wookie tak akan bisa berbohong pada sahabatnya yang satu ini. Minnie terlalu mengenal Wookie. “Tapi saat Kyuhyun sadar nanti, Wookie akan memutuskanku, jadi kau tak perlu khawatir, Minnie Sshi..”

“Haish... Jinjja! Turunlah dari mobilku!” Minnie menyisikan mobilnya dan berhenti. “Kurasa mereka sudah tidak mengikutimu”.

Dengan terpaksa, ia turun dari mobil itu. “Terimakasih atas bantuannya!” Ucap Jongwoon. Minnie tak mengubrisnya dan langsung pergi.

Sepeninggalan Minnie, Jongwoon masuk ke sebuah mini market dan membeli koran. Setelah itu, ia menyetop taxi. Di dalam taxi, ia menelepon Wookie agar ia tidak keluar dari kamarnya, karena ada banyak wartawan di sana.

Ia berhenti di depan rumah mewahnya setinggi 2 tingkat. Pagarnya terbuat dari kayu, namun bagian dalamnya didominasi oleh warna putih dan kaca. Dekat teras belakang, ada sebuah danau buatan. Ia duduk di pinggir danau sambil membaca koran yang tadi ia beli.

“Haish! Mereka mengambil foto saat aku ke apartemen Wookie!” gerutunya sambil melempar koran itu ke sembarang tempat. Ia meninggalkan tempat itu, dan beralih ke kamarnya. Televisi ia nyalakan. Lagi-lagi ia melihat berita tentang dirinya, yang menginap di apartemen Wookie. “Yah!” Teriaknya. Ia mematikan televisi dan melemparkan remotenya.

Jongwoon berbaring dan memeluk gulingnya, “Ayah, Ibu, maafkan aku.... Aku telah mencemarkan nama baik keluarga...” ucapnya dalam hati. “Aku memang mencintai Wookie, tapi ini mungkin cara yang salah. Apa aku harus membatalkan hal ini sekarang juga? Membebaskan orang yang aku cintai?” pikirnya.

Handphonenya berbunyi. Jongwoon mengambilnya melihat nama Lee Soo Man di sana. “Yeobsaeyeo?”...”Bisakah besok atau nanti malam saja aku pergi ke sana? Sekarang keadaanku sedang tidak baik,” Ucap Jongwoon. “Baiklah, nanti malam,” Ucap Jongwoon dengan terpaksa.

Sementara itu di rumah sakit, “Tidak boleh... kau tidak boleh menyaksikan acara ini! Kau tidak boleh percaya dengan apa yang ada di berita!” Racau Minnie, tak beraturan. Jarinya sibuk menekan remote, namun semua stasiun televisi sedang memberitakan kehebohan yang terjadi antara Wookie dan manajernya. Akhirnya ia mematikan televisi dan tertunduk di samping tempat tidur Kyuhyun sambil menangis, “Kau tak boleh percaya ini, Kyuhyun ah... Yakinlah, Wookie tetap mencintaimu. Hatinya hanyalah untukmu!” Ucapnya sambil terisak.

Malam hari, Jongwoon pergi ke rumah produksi. Di ruangan itu, ada sekitar 5 orang pejabat dari rumah produksi itu, sekaligus Lee Soo Man, sang pemilik, dan yang mengejutkan, ia melihat Wookie ada di sana.

“Bukankah sudah kubilang, jangan pergi ke luar?” Ucap Jongwoon. Wookie hanya menunduk.

“Yah, Kim Jongwoon!” bentak Lee Soo Man. “Kau mengerti aturan mainnya, kan? Kau seharusnya membina hubungan yang profesional dengan artistmu, bukannya malah begini!”

“Terserahlah apa maumu, Lee Soo Man Ssi! Kemarin kau menyuruh kami untuk beracaran, sekarang malah dilarang! Apa maumu?” Jongwoon tak bisa menahan diri lagi. Kemarahannya sudah sampai ke ubun-ubun.

“Baiklah, karena kau dan Wookie telah melanggar kontak kerja, aku harap kalian mau menerima sanksinya,” Ucapnya. “Wookie, kau dipecat dari manajemen ini,” Ucap Lee Soo Man.

Wookie terkejut mendengar itu. Bila ia dipecat, bagaimana ia mendapatkan uang untuk biaya Kyuhyun? Air matanya mulai menetes.

“6 bulan ‘Tour Asia’nya akan dimulai, Kau harus membayar kerugian pada promotor bila membatalkannya karena memecat Wookie!” Jongwoon mulai melunak.

“Aku belum menandatangani kontrak dengan promotor manapu,” Ucap Lee Soo Man dengan angkuhnya.

Jongwoon kehabisan kata-kata. Ia diam sejenak. Tangannya mengepal. Kemudian ia berkata, “Mengapa Wookie yang dipecat? Dalam hal ini, aku yang bersalah,” Ucap Jongwoon.

“Kau ini manajer, ahli dalam berbagai hal. Kau bisa menyanyi dan menari, mana mungkin kami memecatmu. Namun artist seperti Wookie, masih banyak bintang lain yang akan bersinar,”

“Piciknya!” Ucap Jongwoon.

“Ini dunia bisnis... Namun bila kau ingin pergi, pergilah, dan aku akan mempertahankan Wookie,” Ucap lelaki tua itu.

“Baiklah, aku keluar!” Ucap Jongwoon tanpa berpikir panjang, sambil meninggalkan ruangan itu.

“O..Oppa....” Wookie mengejarnya ke luar, namun tak terkejar. Akhirnya Wookie menyetop taxi dan pergi ke rumah sakit.

Kyuhyun, dalam mimpinya, ia melihat seorang gadis berambut coklat kepirangan. Rambutnya panjang sepunggung. Gadis itu tertunduk dan menangis sambil terus memanggil namanya.

Sementara itu dalam kenyataan, Wookie sampai di rumah sakit dalam keadaan menangis. Begitu datang, ia langsung memeluk Minnie. Minnie tak membalas pelukannya.

Setelah Wookie melepaskan pelukannya, ia menatap Minnie yang pandangannya dingin. Hal itu membuat Wookie takut.

“Kau, apa benar kau telah berpacaran dengan manajermu?” Tanya Minnie.

“Kau? Kau tahu? Siapa yang memberi tahumu?” tanyanya.

“Tak perlu tahu!” Ucap Minnie dengan penekanan.

“Y, ya... itu memang benar, Minnie ah...! Tapi kami tak akan melanjutkan hubungan kami,” Jawab Wookie lirih.

“Teganya kau mengkhianati Kyuhyun!” Bentak Minnie dengan suara tertahan, sambil terisak.

“Maafkan aku..” Ucap Wookie dengan air mata. “Tapi ini semua sudah berakhir,” Wookie memegang kedua bahu Minnie. “Minnie ah, pulang lah... Kau tampak lelah. Biarkan aku yang menemani Kyuhyunku...” Ucapnya.

Minnie menurut dan pulang ke rumahnya.

*TBC*

FF: "A Whole New World" (World 2) Part 1

Tittle : A Whole New World
Main Cast : Wookie, Kyuhyun.
Other Cast : Minnie, Kim Jong Woon, Lee Soo Man, Hyukkie, Donghae, Ortu Minnie dan Ortu Kyuhyun
Soundtrack :Just You

 
Part 2: Just You


Setelah hampir dua tahun menjalankan profesinya sebagai penyanyi, jadwal Wookie menjadi sangat padat, sehingga ia jarang menjenguk Kyuhyun. Sementara Minnie tetap memegang janjinya pada Wookie untuk merawat Kyuhyun selama Wookie tidak bisa bersamanya.

Sepulang kuliah, Minnie langsung ke rumah sakit untuk melihat keadaan Kyuhyun, menemaninya, dan melaporkan pada Wookie tentang keadaannya. Ia dan Kyuhyun memang bersahabat sejak kecil, sedangkan Wookie baru mereka kenal saat kelas 4 SD, dimana ia menjadi siswa baru di sekolah mereka.

Sejak orang tua Wookie membuka memperluas bisnis mereka sampai ke luar negeri, mereka menitipkan Wookie kepada orang tua Minnie. Wookie sangat berhutang budi pada orang tua Minnie yang juga memberi kasih sayang padanya. Sementara Minnie, yang hanya dari keluarga biasa, kehidupan mereka dibiayai sepenuhnya oleh keluarga Wookie, sehingga Minnie merasa berhutang budi juga. Ia tak pernah keberatan jika Wookie memintainya tolong. Bukan karena hutang budinya, tapi ia juga telah menganggap Wookie dan Kyuhyun seperti saudara kandungnya sendiri.

Sesekali, Wookie meneleponnya untuk menanyakan keadaan Kyuhyun. Hampir tiap hari ia melakukannya. Namun semakin lama frekuensinya semakin jarang. Bahkan bulan ini, Wookie tak meneleponnya sama sekali. Namun Minnie mengerti betapa sibuknya Wookie. Terlebih, tak lama lagi Wookie akan segera melakukan ‘Tour Asia’.

Suatu hari, terdengar gosip yang mengatakan bahwa Wookie menjalin hubungan dengan Manajernya, Kim Jong Woon. Minnie langsung memindahkan chanel tv yang membicarakan tentang gosip itu. “Tenanglah, Kyuhyun. Kau percaya pada Wookie, kan? Ia sangat mencintaimu, tak mungkin mengkhianatimu,” Ucap Minnie sambil menyisir rambut Kyuhyun. “Menjadi seniman terkenal seperti itu memang rentan gosip. Kau dapat memahaminya, kan, Kyuhyunnie?”

Sementara itu,

“Yah! Apa-apaan ini? Mengapa menciptakan gosip yang tidak-tidak mengenai aku dan Wookie?” Tanya Jongwoon, manajer Wookie, pada Lee Soo Man, salah seorang pemimpin rumah produksi tempat Wookie menjadi artis *mianhae Om Sooman*.

“Tenanglah, Jongwoonnie.. Ini ditujukan untuk mengangkat nama Wookie. Sudah wajar, sebagai entertainer digosipkan seperti ini..” Ucap pemimpin rumah produksi mereka.

“Aku tak terima ini!” Seru Jongwoon dengan nada marah.

Jongwoon sudah jengkel dengan perkataan Lee Soo Man. Namun ia tak dapat berbuat apa-apa. Dalam hal ini posisi Jongwoon sebagai bawahan. Ia keluar dari ruangan itu dan membanting pintunya. Ia pergi ke apartemen Wookie untuk membicarakan tentang masalah itu.

“Sebenarnya tak masalah bagiku, toh itu hanya gosip, kan?” Ucap Wookie dengan tenang, ketika Jongwoon sudah sampai di apartemennya.

“Jadi kau membela mereka?” ucap Jongwoon dengan nada meninggi.

“Bukan begitu, Oppa...” Ucap Wookie. Dua tahun bekerja sama, gadis itu merasa sudah dekat dengan sang manajer, maka dari itu ia memanggilnya Oppa.

Ia menghampiri Jongwoon dan merangkulnya, “Pada kenyataannya kan tidak seperti itu! Aku memanggilmu ‘Oppa’ karena kita memang sudah dekat, seperti Oppa-Dongsaeng. Jadi kurasa kita tak perlu menghiraukan hal itu.” Jelas Wookie.

Jongwoon terdiam sesaat. “Kau begitu baik, Wookie ah..” Ucapnya pelan. Telah lama ia merasakan kebaikan Wookie. Ia tak pernah mengeluh meskipun jadwalnya sangatlah padat. Bila ada beberapa fans yang melukainya, Wookie pun tidak menghiraukan rasa sakit itu. Ia tetap tersenyum dan menyapa semua fansnya. Begitu pula dengan kesetiaannya pada Kyuhyun. Semakin lama bersama Wookie, membuat Jongwoon diam-diam menyimpan perasaan yang lebih dari sekedar partner kerja, bahkan oppa-dongsaeng, terhadap Wookie. Namun ia menyadari hal ini tidaklah mungkin. Wookie terlalu mencintai kekasihnya. Bahkan sampai Cho Kyuhyun koma selama 3 tahun, ia masih tetap mencintai Kyuhyun. Itu juga yang membuatnya menolak gossip buatan Lee Soo Man. Ia tidak mau membuat dirinya semakin jatuh cinta pada Wookie.

“Ya, Oppa? Apa yang kau katakan?” tanya Wookie, yang mendengar sesuatu dari mulut Jongwoon.

“Ti, tidak.. lupakan...” ucap Jongwoon beranjak dari tempat duduknya.

Wookie ikut beranjak sambil memegang lengannya. “Oppa begitu baik,” Ucap Wookie tersenyum pada Jongwoon. “Kalau aku boleh tahu, apa yang membuatmu menolak usulan ketua?” Tanya Wookie. Ketua yang ia maksud adalah Lee Soo Man.
“Itu… aku tidak mau membuat Kyuhyun tersakiti…” Jongwoon menunduk.
Wookie menggenggam kedua tangan Jongwoon, “Kyuhyun akan baik-naik saja…. Lagi pula ini hanya pura-pura, kan?” Ia menatap mata manajernya.
Tanpa Wookie sadari, aliran darah Jongwoon terasa semakin cepat. Ia merasa, bila tidak segera melepaskan tangan Wookie, mungkin beberapa saat lagi ia akan memeluknya.
“Kita cukup seperti ini…” Wookie memeluk tangan Jongwoon yang kuat. “Dan semua orang akan berpikir kita memang berpacaran…” Ucapnya sambil tertawa.

“Wookie ah...” panggil Jongwoon. Wookie menengadahkan kepalanya sehingga mata mereka bertemu. “Selama Kyuhyun koma, maukah kau menjadi kekasihku? Untuk menyenangkan hatiku saja...” Ucapnya lirih.

“O.. Oppa.. maksudmu hanya untuk media saja kan?” tanya Wookie, gugup, sambil melepaskan pelukannya, namun tangannya diraih oleh Jongwoon.

“Tidak, aku serius. Kau tahu, aku jatuh cinta padamu,” Ucap Jongwoon.

“Tidak Oppa.. aku.. mana mungkin aku menjadi kekasihmu, Kyuhyun....” Wookie mencoba melepaskan tangannya dari tangan Kyuhyun.

“Kumohon... setelah Kyuhyun sadar, kau boleh memutuskanku dan bersamanya lagi..”

“Ta... tapi... Oppa.. ini....” Wookie terbata dalam mengucapkan kalimatnya.

“Ini tahun ketiga dia koma, kan? Apa kau yakin ia akan bangun kembali?” tanya Jongwoon. Kata-katanya membuat tubuh Wookie lemas dan jatuh terduduk ke lantai. Dari matanya, menetes butiran-butiran air mata. Jongwoon terkejut dengan apa yang telah ia katakan pada gadis yang ia cintai. Kata-kata itu telah menyakitinya. Ia merasa apa yang dia ucapkan sangatlah picik. “Maafkan aku... Lupakan saja,” Ucap Jongwoon, hendak melangkahkan kaki ke arah pintu. Namun kemudian ia berbalik, “Kalau setelah malam ini kau membenciku, aku tak keberatan. Aku siap kalau kau ingin memecatku sebagai manajermu,” Ucapnya, melanjutkan langkahnya.

Wookie memikirkan segala hal mengenai Jongwoon yang begitu baik. Setiap ia menjenguk Kyuhyun, yang menemaninya adalah Jongwoon. Sekalipun Wookie menemani Kyuhyun sampai keesokan paginya, Jongwoon tetap setiap menunggunya. Saat ia hampir putus asa karena Kyuhyun tidak menunjukkan kemajuan, Jongwoon pulalah yang menyemangatinya. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa segala hal yang dilakukan Jongwoon memiliki dampak besar terhadap dirinya dan apa yang ia lakukan untuk Kyuhyun tidak akan pernah terwujud tanpa manajernya itu. Wookie sendiri tidak tahu sejak kapan Jongwoon menaruh perasaan padanya, yang pasti, itu akan sangat menyakitkan bila mengetahui yang ia lakukan terhadap Wookie semata untuk orang lain yang Wookie cintai. Tiba-tiba, Wookie merasa takut kehilangan Jongwoon. Ia menatap punggung laki-laki yang sebentar lagi akan meninggalkan ruangannya. “O,, Oppa...” Panggil Wookie ditengah isakannya. “Jangan tinggalkan aku...” Ucapnya.

Jongwoon menghampiri gadis itu. Ia membantunya untuk berdiri. Tiba-tiba-tiba saja, Wookie memeluknya lagi. Tangisannya meledak di dada Jongwoon. Ia membelai rambut panjang gadis itu. “Maafkan aku, Wookie ah..” ucapnya.

“Maafkan aku juga, Oppa.. Aku tak pernah menyadari pengorbananmu selama ini...” Batin Wookie. “Kalau benar kau mencintaiku, kau pasti sangat sedih karena setiap saat harus mendengarku yang selalu menceritakan tentang Kyuhyun yang sedang koma, tentang masa lalu kami, bahkan menemaniku di rumah sakit. Aku ingin membalas kebaikanmu itu, tapi aku tak tahu bagaimana caranya. Aku ingin membuatmu senang, tapi apa yang dapat aku lakukan? Haruskah aku menjadi kekasihmu? Apa hanya itu yang dapat membuatmu bahagia?” batin Wookie. Ia melepaskan pelukannya dari Jongwoon. “Oppa, terimakasih karena selama ini telah menemani dan menjagaku. Aku akan membuat Oppa senang.. Apapun yang Oppa mau akan ku penuhi, termasuk menjadi kekasihmu,” Ucap Wookie.

Jongwoon terkejut, “Kau mau menjadi kekasihku?” tanyanya. Wookie mengangguk. Jongwoon memeluk gadis itu. “Terimakasih, Wookie ah... Aku senang. Meski tak bisa selamanya, aku tetap senang!” Ucap Jongwoon sambil mempererat pelukannya.

Malam itu, Jongwoon memutuskan untuk menemani Wookie di apartemennya. Paginya, barulah ia pulang, tentunya setelah Wookie bangun.

Betapa terkejutnya Jongwoon saat keluar lift. Banyak wartawan ada di sana dan langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan. Jongwoon mencoba meloloskan diri dengan susah payah. Para wartawan terus mengejarnya.

>>>Next>>>

FF: "A Whole New World" (World 1)

Tittle : A Whole New World

Main Cast : Wookie, Kyuhyun.

Soundtrack : You're My Endless Love, Just You, The One I Love, A Whole New World (Peabo & Regina) + You Are So Beautiful & Marry You

PART 1: You’re My Endless Love
Ini tepat setahun, dimana kecelakaan itu berlangsung. Dimana saat Kyuhyun sedang merayakan kelulusannya bersama 3 orang sahabatnya, Leeteuk, Shindong dan Eunhyuk, mobil yang mereka tumpangi, yang dikemudikan oleh Kyuhyun tergelincir dan terguling berkali-kali ke tempat yang lebih rendah di sisi kiri jalan. Di antara semua korban, Kyuhyun lah yang paling parah.

Hari ini juga merupakan hari pertama dimana kekasihnya, Wookie memulai debut pertamanya sebagai artist. Ia ingat betul, betapa menderitanya ia saat mendengar kecelakaan yang dialami Kyuhyun. Namun ia tak bisa tinggal diam, apalagi saat mengetahui keluarganya berencana melepas semua peralatan yang membuatnya tetap bernafas.

Sebagai anak dari keluarga kaya, ia tak biasa bekerja keras. Ia pernah bekerja sebagai pelayan restoran, penjaga toko, sampai cleaning service, namun selalu dipecat karena memcahkan piring, sampai ketiduran saat jam kerja. Minnie, sahabat Wookie dan Kyuhyun, menyarankan agar ia bekerja sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Wookie hanya dapat bernyanyi dan memainkan piano.

Dibantu oleh sahabatnya itu, ia merekam permainan pianonya sambil menyanyikan lagi ‘A Whole New World’, salah satu lagu berbahasa Inggris yang menjadi original soundtrack film Disney, ‘Aladin’ milik Peabo dan Regina, kemudian mengirimkannya ke radio-radio dan perusaan rekaman. Banyak perusahaan rekaman yang tertarik padanya. Akhirnya Wookie menandatangani kontrak dengan salah satu perusahaan rekaman ternama yang yang menjanjikan uang yang banyak.

Tak perlu lama mengikuti training, beberapa bulan setelah itu, tepatnya hari ini, ia memulai debutnya sebagai penyanyi dengan tampil di salah satu acara TV secara live.

Di rumah sakit, Minnie, yang telah berjanji pada Wookie untuk menjaga Kyuhyun selama ia mencari uang memindahkan chanel tv ke acara dimana Wookie menjadi bintang tamu di sana.
“Kyuhyunnie, sekarang Wookiemu sedang mengisi acara di televisi! Aku tahu, walau kau tak sadar, tapi kau dapat merasakannya, kan? Dengarlah suara Wookie melalui hatimu. Hatimu dapat merasakannya, kan? Bagaimana Wookie bekerja keras untukmu, bahkan sampai ia merelakan kuliahnya untukmu. Kau sangat beruntung memilikinya sebagai kekasih. Karena itu, cepatlah sadar,” Ucap Minnie sambil mengelus-elus dahi Kyuhyun.

“Bisa sebutkan judul single pertamamu, Wookie Sshi?” tanya MC.

“Judulnya, ‘You’re My Endless Love’ ” Jawab Wookie sambil tersenyum penuh percaya diri.

“Apakah ini lagu ciptaanmu?” tanya MC lagi.

Wookie mengangguk, “Ini lagu ciptaanku. Aku dedikasikan untuk kekasihku yang saat ini sedang koma,”

“Romantis sekali,” Komentar MC. “Sudah berapa lama ia tak sadarkan diri?”

“Hari ini tepat Setahun,” Jawab Wookie.

“Setahun bukanlah waktu yang sebentar, Wookie Sshi.. Apa yang membuatmu dapat bertahan selama ini?”

“Karena ia adalah orang yang paling berharga bagiku. Dan aku yakin, ia pasti akan sadar,”

“Ini sangat mengharukan sekali!” Seru MC. “Banyak yang mengatakan, orang yang sedang koma dapat mengindera lewat perasaannya. Mungkin saja saat ini ada keluarganya yang sedang memutar acara ini di ruangannya...”

Wookie mengangguk yakin,”Ya, ada... Dia bersama sahabatku sekarang. Sahabatku berjanji akan memasang acara ini untuknya,”

“Benarkah? Kalau begitu, adakah yang ingin kau sampaikan pada kekasihmu itu?” tanya MC.

“Hmm...” Sejenak Wookie menarik nafasnya. Matanya tampak berkaca-kaca saat kamera tepat menyorot wajahnya. “Kyuhyunni ah..” Ucapnya. Ia menarik nafas lagi sebelum mengatakan kalimat berikutnya, “Cepatlah bangun, aku menunggumu,” Ucapnya dengan air mata yang mulai menetes. “Ah, maaf, aku tak bisa menahannya!” Ucapnya setengah tertawa sambil menghapus air mata yang menetes itu menggunakan jarinya.

“Ya, kami memahami itu,” Ucap MC. Kemudian MC itu menatap kamera, dan mengatakan Wookie akan segera tampil setelah comercial film.

Wookie menyanyikan lagu itu sambil memainkan piano. Sangat menyentuh. Penonton terharu mendengarnya, tidak terkecuali Minnie, sahabatnya yang berada di rumah sakit.

Saat Wookie menyanyikannya, Minnie melihat jari tangan Kyuhyun mulai bergerak. Semua jarinya bergerak, seolah iapun turut memainkan piano seperti yang Wookie lakukan.

Minnie terkejut sekaligus merasa senang. Matanya yang sejak tadi menggenang karena terharu dengan perkataan dan nyanyian Wookie akhirnya menetes saat melihat jari sang sahabat yang bergerak-gerak.

Ia tak tahu harus memberi tahu siapa. Tak ada siapa-siapa lagi di ruangan itu. Akhirnya ia menelepon Wookie, namun tak diangkat karena mungkin ia sedang tampil. Lalu ia menelepon orang tua Kyuhyun dan mengatakan bahwa jari Kyuhyun mulai bergerak.

Suara ibu Kyuhyun yang mengangkat telepon terdengar bahagia. Tampaknya mereka akan segera datang. 15 menit kemudian Wookie meneleponnya.

“Minnie, kau lihat penampilanku tadi?” tanyanya.

“Te, tentu saja, Wookie... Wookie... ta...ta..di...” Ucap Minnie gugup.

“Tadi kenapa, Minnie?” Tanya Wookie.

“Kyuhyun....”

“Ya, kenapa? Ada apa dengannya?” Suara Wookie terdengar panik.

“Tadi saat kau memainkan lagu itu, Jari tangan Kyuhyunnie bergerak! Gerakannya seperti permainan pianomu!” Seru Minnie.

“Benarkah?” Wookie bersemangat. Air matanya tak dapat ia tahan lagi saking bahagianya. “Ba, baiklah Minnie, aku akan segera ke sana...!” Wookie segera memasukan barang-barangnya ke dalam tas.

“Wookie ah, ada apa denganmu? Mengapa tampak terburu-buru?” tanya Manajernya.

“Ehm, Kyuhyun, tangannya sudah bergerak. Aku ingin segera melihatnya, Manajer Kim. Tak apa, aku tak ikut merayakan debutku?” Tanya Wookie.

“Ini adalah acaramu, mana mungkin kami rayakan tanpamu?” Ucap Sang Manajer.

“Jadi bagaimana? Aku benar-benar ingin ke tempatnya! Kumohon!” Rengek Wookie.

“Baiklah. Aku akan mengantarmu, yah!”

“Terimakasih, Manajer!” Ucap Wookie.

Mereka segera berjalan menuju tempat parkir, dan masuk ke dalam sebuah mobil atap terbuka berwarna silver.

Sepanjang perjalanan wajah Wookie selalu tersenyum. Ia tak sabar ingin melihat kekasihnya. Meskipun ia belum sadar, bahkan mungkin saat Wookie tiba, jarinya sudah tidak bergerak lagi. Tapi hal ini menjadi tanda bagi Wookie yang berarti penantiannya tidak akan lama lagi. Kalau jari tangannya bergerak seperti yang Minnie katakan tadi, mungkin tak lama, ia akan sadar.

Di sebelahnya, Sang Manajer hanya menatap Sang artis dengan pandangan seperti turut bahagia karenanya.

Beberapa menit kemudian mereka tiba di rumah sakit. Minnie masih di sana. Ada kedua orang tua Kyuhyun juga. Namun ekspresi mereka tampak biasa, tidak begitu terpancar kebahagiaannya.

“Wookie..!” Sambut Minnie.

“Bagaimana, Minnie ah? Apa yang dokter katakan tentang Kyuhyunku?” tanya Wookie.

“Dokter bilang keadaannya sama seperti sebelumnya, belum ada perubahan yang signifikan” Ucap Minnie sambil menunduk.

“Apa? Bukankah tadi jarinya sudah bergerak?” Tanya Wookie.

“Dokter bilang, orang yang koma sangat parah pun dapat menggerakan jarinya. Dari hasil pemeriksaan sinar X, paru-parunya masih berwarna putih!”

“Ya Tuhan...!” Wookie tak dapat menahan air matanya. “Minnie ah, pulanglah... aku akan menemaninya,” Ucap Wookie.

“Biarkan aku menemanimu, Wookie..” Ucap Minnie.

“Tak apa.. aku sedang ingin berdua dengannya,” Ucap Wookie. “Paman, Bibi, Manajer Kim, kalian juga boleh pulang,” Ucap Wookie.

Mereka semua menurut dan membiarkan Wookie bersama dengan Kyuhyun.

“Kyuhyunnie ah.... kumohon, cepatlah sadar...!” Mohon Wookie si sela-sela tangisnya, setelah semua orang pergi. “Semuanya kulakukan untukmu. Hanya kau yang aku pikirkan! Kumohon, sadarlah..!” Wookie menggenggam tangan Kyuhyun dan meletakan kepalanya di sebelah tangan laki-laki itu. Tak berapa lama, ia tertidur dengan bekas-bekas air mata yang masih basah di pipinya.

*TBC*

FF: "A Whole New World" (Prolog)

Tittle : A Whole New World

Main Cast : Wookie, Kyuhyun.

Soundtrack : You're My Endless Love, Just You, The One I Love, A Whole New World (Peabo & Regina) + You Are So Beautiful & Marry You


PROLOG
Nit..nit...nit....nit...

“Kondisinya saat ini agak buruk. Ia mengalami cedera di bagian rusuk dan tulang belakangnya,” Ucap dokter.

“Kapan ia akan sadar?” tanya sang ayah.

“Mungkin minggu depan, tahun depan, bahkan sepuluh tahun ke depan,”

Jawaban dokter membuat hatinya sesak. Bagaimanapun juga, laki-laki yang sedang terbaring koma di salah satu kamar di ruang ICU yang berbatas kaca dengan ruangan tempat ia berbicara dengan dokter itu adalah putranya, putra kandungnya. Mana mungkin sanggup ia melihatnya seperti itu. Meskipun demikian, sang ayah tetap menginginkan putranya untuk sembuh. Ia sangat mengharapkan hal itu. “Tapi ia pasti akan sadar, kan?”

“Soal itu, saya tak bisa berbicara banyak. Sampai sekarang putra anda masih bisa bertahan karena alat-alat yang menempel di tubuhnya. Bila alat-alat itu dicabut, saat ini juga nyawanya tak akan dapat dipertahankan,”

Harapan sang ayah seolah pupus. Ia tak tahu harus berbuat apa. Membiarkan anaknya mati tentu bukan hal yang mudah baginya. Tapi di sisi lain, biaya perawatan rumah sakit harus terpenuhi. Meski soal uang ia dapat bekerja keras agar itu terpenuhi, bila pada akhirnya Tuhan menghendaki sang anak meninggal, maka semuanya sia-sia.

Sang ayah pun keluar dari ruang ICU untuk menemui anggota keluarga yang lain untuk merembukan hal itu. Ia menceritakan apa yang dokter katakan, sampai hal-hal yang ia pertimbangkan apakah akan meneruskan pengobatan atau menghentikannya.

“Kalau keadaannya tidak pasti seperti ini, kurasa sebaiknya membiarkan dia beristirahat dengan tenang. Setidaknya ada kepastian untuk saat ini, bahwa dia ada di tempat yang lebih baik. Ini lebih baik dari pada kalian terus begini, memikirkan apakah dia akan sadar atau tidak. Ini sudah lewat sebulan, kan? Dan keadaannya masih belum membaik,” Paman dari laki-laki itu mengungkapkan pendapatnya.

“Dia anak yang baik, aku tak sampai hati membiarkannya pergi seperti itu. Soal biaya aku dapat membantu kalian dengan cuma-cuma. Namun ada benarnya apa kata suamiku tadi. Saat ini dia sedang dalam ketidakpastian. Dan kalian pasti akan selalu memikirkannya. Saat kalian memikirkannya, apakah pekerjaan kalian akan selesai dengan baik?”

“Baiklah, jadi kita sepakat untuk melepaskan dia saja?” tanya ayahnya dengan nada suara bergetar karena menahan tangis.

Kedua wanita terdekat dalam hidup laki-laki itu, ibu dan kakak perempuannya terduduk lemas di atas kursi, tak menyangka hidup magnae dalam keluarga mereka akan setragis itu. Kecelakaan yang menimpanya bersama teman-temannya berakibat tidak baik untuk putra mereka.

“Tunggu dulu!” Ucap seorang gadis yang baru datang dan sempat mendengar ucapan putus asa sang ayah. Rambut hitamnya yang panjang tampak kusut. Wajahnya juga pucat dan sembab. “Aku, aku, aku akan membiayai pengobatan Kyuhyun! Kalau kalian keberatan, aku akan menanggung 100% biayanya. Tapi tolong biarkan dia hidup! Kumohon!” Ucapnya sambil terisak.

“Wookie ah..” Ucap sang ayah.

“Ya, Ajusshi, aku akan membiayainya! Aku tak mau kehilangan dia. Dia adalah oranng yang sangat berarti untukku! Kumohon...”

Mereka semua saling berpandangan, “Wookie ah, kau akan mendapatkan uang darimana? Kami tahu orang tuamu kaya, tapi apa mereka akan mengijinkan bila kau menggunakan uang mereka untuk Kyuhyun? Kami tak akan membiarkan hal itu terjadi!” Ucap Sang Paman.

“Aku akan menggunakan uangku sendiri. Aku akan menunda kuliahku dan mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi agar Kyuhyun dapat hidup kembali! Tolonglah, Ajusshi, Ajumma... Kumohon..!” Wookie hampir berlutut di hadapan mereka kalau kakak dari Kyuhyun tak menahan badannya.

“Kau sangat kurus, Wookie ah, matamu juga sembab... Kau pasti sangat memikirkan Kyuhyun, ya?” tanyanya

“Eonie, kau tahu aku tak dapat hidup tanpa Kyuhyun... Kalau Kyuhyun mati, aku tak tahu harus bagaimana lagi...” tangisnya mulai meledak.

“Baiklah, kami akan membiarkan Kyuhyun hidup. Dokter tak akan mencabut peralatan yang membuatnya tetap bernafas. Tenang saja.” Ucapnya.

*TBC*