<<<Prev<<
Jongwoon berlari ke luar gerbang sampai ia hampir tertabrak sebuah mobil sedan putih yang modelnya agak kuno. Ia mengetuk kaca mobil yang berhenti mendadak karena ulahnya. Si pengemudi membukakan kunci pintu mobil itu dari dalam, kemudian kembali menjalankan mobilnya setelah Jongwoon naik.
Jongwoon bernafas lega, “Kamshamnida...” Ucapnya.
“Nde.. Kau? Manajernya Wookie, kan?”
“He?” Jongwoon terkejut melihat ke arah pemilik mobil yang ternyata seorang perempuan cantik dengan matanya yang bulat dan kulitnya yang putih mulus. Wajahnya tidak memakai make up, namun sudah cantik alami. Ia seperti pernah melihat gadis itu.
“Lee Minnie Imnida...” Ucap Minnie sambil tersenyum.
“Aku ingat.. kau sahabat Wookie, kan? Minnie Sshi? Terimakasih telah menyelamatkanku!” Ucapnya.
“Kau, mengapa ada di apartemennya Wookie sepagi ini? Gosip tentang kau dan Wookie tak benar, kan?” tanya Minnie bertubi-tubi.
“Ehm... soal itu...” Jongwoon terdiam.
“Jadi itu benar?” Minnie menebak.
“Sampai tadi malam, hal itu hanya gosip...” Jongwoon menjawabnya dengan lemah. Ia merasa mungkin saja gadis itu akan marah padanya, mungkin juga pada Wookie. Tapi ia sendiri yakin, tentang hal ini, Wookie tak akan bisa berbohong pada sahabatnya yang satu ini. Minnie terlalu mengenal Wookie. “Tapi saat Kyuhyun sadar nanti, Wookie akan memutuskanku, jadi kau tak perlu khawatir, Minnie Sshi..”
“Haish... Jinjja! Turunlah dari mobilku!” Minnie menyisikan mobilnya dan berhenti. “Kurasa mereka sudah tidak mengikutimu”.
Dengan terpaksa, ia turun dari mobil itu. “Terimakasih atas bantuannya!” Ucap Jongwoon. Minnie tak mengubrisnya dan langsung pergi.
Sepeninggalan Minnie, Jongwoon masuk ke sebuah mini market dan membeli koran. Setelah itu, ia menyetop taxi. Di dalam taxi, ia menelepon Wookie agar ia tidak keluar dari kamarnya, karena ada banyak wartawan di sana.
Ia berhenti di depan rumah mewahnya setinggi 2 tingkat. Pagarnya terbuat dari kayu, namun bagian dalamnya didominasi oleh warna putih dan kaca. Dekat teras belakang, ada sebuah danau buatan. Ia duduk di pinggir danau sambil membaca koran yang tadi ia beli.
“Haish! Mereka mengambil foto saat aku ke apartemen Wookie!” gerutunya sambil melempar koran itu ke sembarang tempat. Ia meninggalkan tempat itu, dan beralih ke kamarnya. Televisi ia nyalakan. Lagi-lagi ia melihat berita tentang dirinya, yang menginap di apartemen Wookie. “Yah!” Teriaknya. Ia mematikan televisi dan melemparkan remotenya.
Jongwoon berbaring dan memeluk gulingnya, “Ayah, Ibu, maafkan aku.... Aku telah mencemarkan nama baik keluarga...” ucapnya dalam hati. “Aku memang mencintai Wookie, tapi ini mungkin cara yang salah. Apa aku harus membatalkan hal ini sekarang juga? Membebaskan orang yang aku cintai?” pikirnya.
Handphonenya berbunyi. Jongwoon mengambilnya melihat nama Lee Soo Man di sana. “Yeobsaeyeo?”...”Bisakah besok atau nanti malam saja aku pergi ke sana? Sekarang keadaanku sedang tidak baik,” Ucap Jongwoon. “Baiklah, nanti malam,” Ucap Jongwoon dengan terpaksa.
Sementara itu di rumah sakit, “Tidak boleh... kau tidak boleh menyaksikan acara ini! Kau tidak boleh percaya dengan apa yang ada di berita!” Racau Minnie, tak beraturan. Jarinya sibuk menekan remote, namun semua stasiun televisi sedang memberitakan kehebohan yang terjadi antara Wookie dan manajernya. Akhirnya ia mematikan televisi dan tertunduk di samping tempat tidur Kyuhyun sambil menangis, “Kau tak boleh percaya ini, Kyuhyun ah... Yakinlah, Wookie tetap mencintaimu. Hatinya hanyalah untukmu!” Ucapnya sambil terisak.
Malam hari, Jongwoon pergi ke rumah produksi. Di ruangan itu, ada sekitar 5 orang pejabat dari rumah produksi itu, sekaligus Lee Soo Man, sang pemilik, dan yang mengejutkan, ia melihat Wookie ada di sana.
“Bukankah sudah kubilang, jangan pergi ke luar?” Ucap Jongwoon. Wookie hanya menunduk.
“Yah, Kim Jongwoon!” bentak Lee Soo Man. “Kau mengerti aturan mainnya, kan? Kau seharusnya membina hubungan yang profesional dengan artistmu, bukannya malah begini!”
“Terserahlah apa maumu, Lee Soo Man Ssi! Kemarin kau menyuruh kami untuk beracaran, sekarang malah dilarang! Apa maumu?” Jongwoon tak bisa menahan diri lagi. Kemarahannya sudah sampai ke ubun-ubun.
“Baiklah, karena kau dan Wookie telah melanggar kontak kerja, aku harap kalian mau menerima sanksinya,” Ucapnya. “Wookie, kau dipecat dari manajemen ini,” Ucap Lee Soo Man.
Wookie terkejut mendengar itu. Bila ia dipecat, bagaimana ia mendapatkan uang untuk biaya Kyuhyun? Air matanya mulai menetes.
“6 bulan ‘Tour Asia’nya akan dimulai, Kau harus membayar kerugian pada promotor bila membatalkannya karena memecat Wookie!” Jongwoon mulai melunak.
“Aku belum menandatangani kontrak dengan promotor manapu,” Ucap Lee Soo Man dengan angkuhnya.
Jongwoon kehabisan kata-kata. Ia diam sejenak. Tangannya mengepal. Kemudian ia berkata, “Mengapa Wookie yang dipecat? Dalam hal ini, aku yang bersalah,” Ucap Jongwoon.
“Kau ini manajer, ahli dalam berbagai hal. Kau bisa menyanyi dan menari, mana mungkin kami memecatmu. Namun artist seperti Wookie, masih banyak bintang lain yang akan bersinar,”
“Piciknya!” Ucap Jongwoon.
“Ini dunia bisnis... Namun bila kau ingin pergi, pergilah, dan aku akan mempertahankan Wookie,” Ucap lelaki tua itu.
“Baiklah, aku keluar!” Ucap Jongwoon tanpa berpikir panjang, sambil meninggalkan ruangan itu.
“O..Oppa....” Wookie mengejarnya ke luar, namun tak terkejar. Akhirnya Wookie menyetop taxi dan pergi ke rumah sakit.
Kyuhyun, dalam mimpinya, ia melihat seorang gadis berambut coklat kepirangan. Rambutnya panjang sepunggung. Gadis itu tertunduk dan menangis sambil terus memanggil namanya.
Sementara itu dalam kenyataan, Wookie sampai di rumah sakit dalam keadaan menangis. Begitu datang, ia langsung memeluk Minnie. Minnie tak membalas pelukannya.
Setelah Wookie melepaskan pelukannya, ia menatap Minnie yang pandangannya dingin. Hal itu membuat Wookie takut.
“Kau, apa benar kau telah berpacaran dengan manajermu?” Tanya Minnie.
“Kau? Kau tahu? Siapa yang memberi tahumu?” tanyanya.
“Tak perlu tahu!” Ucap Minnie dengan penekanan.
“Y, ya... itu memang benar, Minnie ah...! Tapi kami tak akan melanjutkan hubungan kami,” Jawab Wookie lirih.
“Teganya kau mengkhianati Kyuhyun!” Bentak Minnie dengan suara tertahan, sambil terisak.
“Maafkan aku..” Ucap Wookie dengan air mata. “Tapi ini semua sudah berakhir,” Wookie memegang kedua bahu Minnie. “Minnie ah, pulang lah... Kau tampak lelah. Biarkan aku yang menemani Kyuhyunku...” Ucapnya.
Minnie menurut dan pulang ke rumahnya.
*TBC*