Kamis, 16 Januari 2014

Broken

This writting is inspired by Lifehouse’s “BROKEN”


Broken...
Orang sering mengasosiasikannya dengan ‘broken heart’, patah hati.
Selalu kah begitu?
Seperti kayu yang patah
Jika kau sedang berjalan di atas kayu dari ujung satu untuk sampai ke ujung lainnya dan kayunya menjadi patah
Apakah kau dapat melihat ujung lain yang menjadi tujuanmu itu?
Mungkin bisa...
Tapi terkadang tidak
Kau malah kehilangan tujuanmu
Dalam keadaan seperti itu, apa yang kau rasakan?
Gelisah, khawatir, kehilangan arah


Gelisah seperti ketika jam di kamarmu rusak
Kau tidak tahu, jam berapa sekarang
Waktu merupakan hal penting
Namun tidak kah kau ketahui,
Ketika jam di kamarmu rusak, kau dapat tidur dengan tenang
Tanpa harus terganggu oleh suara detiknya
Tanpa harus gelisah menunggu waktunya bangun


Khawatir, seperti ketika kunci kamarmu rusak dan kau terkurung di dalamnya
Kau tidak dapat pergi ke manapun
Tidak dapat bertemu siapapun
Namun tidak kah kau ketahui,
Banyak orang yang membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri
Itu adalah sebuah kesempatan bagimu untuk bercakap-cakap dengan dirimu sendiri
Kau dapat lebih mengenal dirimu dengan baik


Kehilangan arah, seperti ketika kau berjalan sendiri di malam hari dan lampu jalanan mati
Tidak sedikit orang mengutuki keadaan itu
Namun tidak kah kau sadari,
Sekalipun lampu tersebut mati, kau tidak pernah lupa jalan pulang ke rumahmu.
Kau tetap dapat sampai di rumah dengan selamat.


Sama halnya dengan ketika kau berjalan di atas kayu yang patah tadi.
Ujung yang tadinya kau anggap sebagai tujuan akhirmu itu memang lenyap
Tapi ada ujung lain yang lebih dekat, yang sebenarnya dapat kau jadikan tujuan lagi.
Tujuannya semakin dekat denganmu sekarang.


Hal yang tadinya kau anggap tidak menguntungkan,
Dapat berubah menjadi sebuah keberuntungan ketika kau melihatnya dengan cara yang berbeda.



^monica^