Minggu, 18 Mei 2014

Kinda euh~~

Well, where should I begin?...

Gue, seorang anak kuliahan yang bekerja sebagai freelancer dan lagi magang di sekolahan. Gue harus berangkat jam 5 subuh biar ga telat nyampe di sekolahan dan nyampe rumah jam 8 malem, demi kelancaran pekerjaan gue.

Hari ini, gue bukannya over identification, tapi emang lagi banyak yang gue kerjain. ada tugas kampus dan tugas kerjaan. ah.. melelahkan... gue harus begadang untuk ini, sementara besok gue harus berangkat jam 5.

Kalo dibilang gue numpuk tugas, ya, ga numpukin juga,,,, tapi bayangin aja, kalo tiap hari kehidupan u kayak gue, berangkat subuh dan pulang malem, ditambah badan u yang cepet cape, punya alergi, punya asma kayak gue, pasti nyampe rumah pengennya istirahat, kan?.. ya, jangankan yang penyakitan kayak gue, yang normal juga sama kali.... tapi gue usahain biar semuanya tetep berjalan lancar.

Cuma untuk kali ini, tugas yang deadlinenya mepet bener2 datang pada saat yang bersamaan. gue kesel kesel kesel... gue pengen cepet tidur, besok bangun ke sekolah, ke kampus, ke tempat kerja, terus cepet2 balik ke rumah untuk ngerjain tugas2 ini... gue pengen hidup gue tenang dan bebas tugas... TT

Kamis, 16 Januari 2014

Broken

This writting is inspired by Lifehouse’s “BROKEN”


Broken...
Orang sering mengasosiasikannya dengan ‘broken heart’, patah hati.
Selalu kah begitu?
Seperti kayu yang patah
Jika kau sedang berjalan di atas kayu dari ujung satu untuk sampai ke ujung lainnya dan kayunya menjadi patah
Apakah kau dapat melihat ujung lain yang menjadi tujuanmu itu?
Mungkin bisa...
Tapi terkadang tidak
Kau malah kehilangan tujuanmu
Dalam keadaan seperti itu, apa yang kau rasakan?
Gelisah, khawatir, kehilangan arah


Gelisah seperti ketika jam di kamarmu rusak
Kau tidak tahu, jam berapa sekarang
Waktu merupakan hal penting
Namun tidak kah kau ketahui,
Ketika jam di kamarmu rusak, kau dapat tidur dengan tenang
Tanpa harus terganggu oleh suara detiknya
Tanpa harus gelisah menunggu waktunya bangun


Khawatir, seperti ketika kunci kamarmu rusak dan kau terkurung di dalamnya
Kau tidak dapat pergi ke manapun
Tidak dapat bertemu siapapun
Namun tidak kah kau ketahui,
Banyak orang yang membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri
Itu adalah sebuah kesempatan bagimu untuk bercakap-cakap dengan dirimu sendiri
Kau dapat lebih mengenal dirimu dengan baik


Kehilangan arah, seperti ketika kau berjalan sendiri di malam hari dan lampu jalanan mati
Tidak sedikit orang mengutuki keadaan itu
Namun tidak kah kau sadari,
Sekalipun lampu tersebut mati, kau tidak pernah lupa jalan pulang ke rumahmu.
Kau tetap dapat sampai di rumah dengan selamat.


Sama halnya dengan ketika kau berjalan di atas kayu yang patah tadi.
Ujung yang tadinya kau anggap sebagai tujuan akhirmu itu memang lenyap
Tapi ada ujung lain yang lebih dekat, yang sebenarnya dapat kau jadikan tujuan lagi.
Tujuannya semakin dekat denganmu sekarang.


Hal yang tadinya kau anggap tidak menguntungkan,
Dapat berubah menjadi sebuah keberuntungan ketika kau melihatnya dengan cara yang berbeda.



^monica^

Rabu, 10 Agustus 2011

FF: "A Whole New World" (World 6)

"A WHOLE NEW WORLD"
Cast: Kim Wookie, Cho Kyuhyun, Kim Jongwoon, Lee Minnie, =)


Keesokan harinya di rumah Kyuhyun, ia terpaksa membolos salah satu mata kuliah praktikum karena istrinya, Minnie mengeluh perutnya sakit. Ya, Minnie sedang mengandung anak pertama mereka, dan ini memang sudah bulan ke-9.

“Iya, aku tahu perutmu sakit... Bersabarlah sedikit! Aku sedang mengemasi barang-barangmu!” Teriak Kyuhyun yang kesal sekaligus cemas mendengar erangan dan tangisan Minnie.

Setelah selesai berkemas, ia menggendong istrinya ke dalam mobil dan menyupir dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.


Sudah 10 jam Kyuhyun menunggu istrinya di rumah sakit, namun anak yang dikandung Minnie belum juga lahir.

Kyuhyun merasa takut terjadi apa-apa dengan istrinya. Ia terus duduk di samping Minnie sambil memegangi tangannya. Ia benar-benar tak dapat memikirkan apapun. 1 jam kemudian perawat meminta Kyuhyun untuk keluar.

Di luar ruangan, Kyuhyun sangat tegang. Ia berjalan mondar-mandir di depan ruangan. Wajahnya mengeluarkan keringat dingin. Tangannya pun terasa sangat dingin. Orang tuanya dan orang tua Minnie hanya menatapnya sambil tersenyum.

Ayah Kyuhyun menghampiri dan menepuk bahunya, “Istrimu orang yang kuat, ia akan baik-baik saja,” Ucap ayahnya dengan bijaksana sambil tersenyum.

Kyuhyun menghela nafas dan mulai mau untuk duduk. Meskipun demikian, kakinya tetap ia ketuk-ketukan ke lantai, sementara tangannya saling menggenggam satu sama lain dengan kencang. Berkali-kali ia menghela nafas, namun rasa khawatir itu tidak kunjung pergi.

Ia memutuskan untuk menelepon Wookie, sahabatnya. Satu kali... dua kali.... 10 kali... namun tetap tidak diangkat.

“Haish!” gerutunya sambil menengadahkan kepala, tanda kesal.

Sedang apakah Wookie?...

“Penghargaan Album terbaik jatuh kepada... Kim Wookie!” Teriak MC.

Wookie berjalan ke arah panggung. Ia sedang menghadiri Golden Disk Award dan memenangkan bebrapa penghargaan. Salah satunya, Album Terbaik. Ia yang saat ini sedang menggenakan gaun ‘V-neck’ satu tali berwarna coklat muda dengan pita hitam di bagian pinggang, dipadu hi’heels yang senada dengan gaunnya. Sementara rambut panjangnya yang ikal di bagian bawah ia gerai.

Setelah mendapat penghargaan itu, ia menyanyikan salah satu lagu dari album terbarunya, ‘Just You’ sambil bermain piano. Lagu itu merupakan lagu penutup dari acara Golden Disk Award.

Di ruang ganti, seseorang menjemput Wookie. Orang itu menggenakan pakaian formal dengan jas berwarna silver mengkilap (kalo susah ngebayangin, kayak baju yang Kangin pake di ‘Rokkugo’). Orang itu mengaku sebagai supir Jongwoon yang datang untuk menjemput Wookie.

Tak lama, mereka sampai di sebuah arena basket indoor. Wookie berpikir, Jongwoon aneh, yang benar saja, mengajaknya kencan, tapi kok di lapangan basket, mana romantisnya?

Orang tadi membukakan pintu untuk Wookie. Saat pintu terbuka, ada suara letusan kembang api kecil yang membuat Wookie terkejut. Saat ia melangkahkan kaki ke dalam, banyak balon berwarna putih berterbangan, menghalangi pandangannya.

Dari kumpulan balon itu, ia melihat Jongwoon menggenakan yang kaos berwarna abu-abu, dipadu jas dan celana kain berwarna putih, sedang berdiri di tengan lapangan sedang memegang sebuak balon berwarna merah. Ia tersenyum pada Wookie. Wookie pun tersenyum dan berjalan ke arahnya.

Kira-kira 5 langkah dari Jongwoon, barulah ia menyadari di tempat itu ada banyak orang, tepatnya anak-anak yang menggenakan pakaian fromal, lengkap dengan jasnya yang berwarna-warni (kayak dress codenya ‘Rokkugo’).

Lampu meredup tatkala anak-anak itu menyanyikan sebuah lagu lama yang dinyanyikan salah satu Boyband Legendaris Korea, Super Junior, yang berjudul ‘Marry You’.

Wookie tak dapat menahan haru. Air matanya menetes, sementara Jongwoon masih berdiri tegap di tempatnya sambil memegang balon berwarna merah itu.

Saat lagu hampir selesai, barulah ia mendekat ke arah Wookie sambil memberikan balon yang ternyata di ujungnya terdapat sebuah cincin emas yang yang dilapisi perak dan bertahtakan berlian.

Jongwoon memberikan itu sambil menatap mata Wookie. Sesaat Wookie terkejut ketika hendak mengambil balon itu karena melihat ada cincin di sana. Wookie tampak ragu untuk menerimanya.

“Would you marry me, Wookie ah?” tanya Jongwoon penuh percaya diri.

Dengan air mata yang masih mengalir, Wookie menerimanya. Seketika itu juga, Jongwoon menarik Wookie ke pelukannya, diiringi tepuk tangan dari anak-anak yang tadi menyanyi.

Jongwoon melonggarkan pelukannya dan kembali menatap mata Wookie. Wookie menatap mata Jongwoon juga sambil tersenyum. Saat itu, Jongwoon mendekatkan wajahnya ke wajah Wookie, hendak mencium gadis itu. Namun Wookie segera meletakan telunjuknya di atas bibir Jongwoon.

“Banyak anak-anak di sini.. Jangan menyesatkan mereka,” Ucapnya tersipu sambil melepaskan pelukan Jongwoon. Gadis itu menggenggam tangan Jongwoon sambil membungkukan badannya dan mengucapkan terimakasih pada anak-anak yang sudah menyanyi.

Setelah anak-anak itu pergi, Jongwoon menarik tangan Wookie ke arahnya. Wookie terkejut hingga balon yang masih ia pegang lepas dari tangannya. Reflek, Jongwoon menarik tali balon itu sebelum terbang jauh.

“Kau ini ceroboh sekali!” Ucap Jongwoon lembut. Menggunakan tangannya, ia melepas benang balon yang terikat pada cincin tersebut dan memakaikannya di jari Wookie.

“Maaf...” Ucap Wookie.

“Hmm.. tampaknya sudah tak ada siapapun di ruangan ini,” Ucap Jongwoon, memeluk Wookie. Wookie mulai merasakan firasat buruk. Sebelum ia sempat memperkirakan apa yang akan terjadi, wajah Jongwoon sudah kembali mendekati wajahnya dengan mata yang terpejam. Wookie melihat ke arah kiri dan kanan. Tubuhnya terasa dingin. Ia bingung harus bagaimana.

0,5 cm lagi!!!! Dan... ‘do it do it chu... it’s true true true true it’s you..’ Ponsel Wookie yang berada dalam tas tangannya berbunyi.

Itu cukup mengejutkan keduanya. Jongwoon membuka mata dan menjauhkan wajahnya dari Wookie.

“Ehm.. itu ponselku...” Ucap Wookie sambil mengambilnya.

“Benar-benar..!!” Umpat Jongwoon dalam hati.

“Ne, Kyuhyunnie?”

“Mantan kekasihnya...T.T” batin Jongwoon.

“Benarkah? Baiklah, aku segera ke sana!” Ucap Wookie dengan nada gembira.

“Ada apa? Bersemangat sekali?” Tanya Jongwoon dingin.

“Minnie Eonnie telah melahirkan bayi kembar!! Aku harus segera ke sana!” Wajah Wookie berseri-seri.

“Benarkah?” Jongwoon bersemangat. “Ayo, aku antar!” Laki-laki itu kembali meraih tangan Wookie dan menariknya ke arah pintu sambil berlari.

“Kupikir ia akan sedih.. ternyata bersemangat sekali..” pikir Wookie. “Oppa, pelan-pelan...nanti aku terjatuh!” serunya.

20 menit kemudian, mereka sampai di rumah sakit tempat Minnie melahirkan. Ruangan tempat Minnie dirawat cukup penuh. Ada orang tua Minnie dan Kyuhyun, Donghae, Kakak Minnie, dan Hyukkie, manajer Wookie, yang sekarang berstatus sebagai calon kakak ipar Minnie. Bayi mereka ada di box, di samping tempat tidur Minnie.

“Eonnie.. selamat...!” Ucap Wookie sambil memeluk Minnie, kemudian Kyuhyun. Lalu ia berjalan ke arah box bayi yang berjajar. “Aigoo... Lucu sekali..” pekik Wookie sambil melihat ke arah 2 bayi yang masih merah dan hanya terbalut kain.

“Yang laki-laki namanya Cho Sung Hyun, yang perempuan Cho Min Hyun” ucap Kyuhyun, memperkenalkan kedua bayinya.

“Oppa, nanti aku ingin yang seperti ini juga, ya!” Kata Wookie sambil memegang bahu Jongwoon, kemudian ia mendekat ke arah Minnie.

“Kukatakan dari sekarang, persiapkan mentalmu, atau kau akan terkena serangan jantung!” Bisik Kyuhyun pada Jongwoon. Jongwoon hanya menatap Kyuhyun dengan heran. “Ini bahkan lebih mengerikan dari kecelakaan yang aku alami dulu!” tambahnya. Jongwoon hanya mengangguk menanggapi kata-kata Kyuhyun karena kurang paham mengenai apa yang Kyuhyun katakan.

Ibu Kyuhyun kemudian menceritakan hal yang terjadi pada Kyuhyun selama proses persalinan Minnie. Semua di ruangan itu menertawakan Kyuhyun.

“Kau ini, berlebihan sekali..!” Ucap Donghae sambil menepuk bahu Kyuhyun.

“Hei, kau tak pernah merasakan hal ini, Hyung! Cobalah nanti kau rasakan!” Kyuhyun membela diri.

Pukul 2 pagi.. Mereka membuat sedikit keributan di rumah sakit, khususnya Wookie, suara cemprengnya menggema sampai ke luar ruangan rumah sakit. Ia terus merajuk untuk difoto bersama. Ia meminta Jongwoon mengambilkan gambar. Namun Jongwoon menolaknya karena ia juga ingin ikut difoto. Hal itu membuat mereka, yang ada di ruangan itu ditegur oleh petugas keamanan di sana.

“Satpam Ajusshi..” Panggil Wookie. “Bisakah ambilkan beberapa foto untuk kami?” Pinta Wookie sambil memberikan digicamnya. Lalu ia dan Hyukkie menata semua orang yang ada di sana, juga mengambil bayi-bayi kecil itu dari boxnya.

Satpam Ajusshi menurut saja. Sepertinya ia melakukan pekerjaan sukarela itu dengan senang hati. Cukup banyak gambar yang diambil. Mulai dari Minnie menggendong kedua bayi, Minnie dan Kyuhyun masing-masing menggendong bayi, Hyukkie dan Wookie menggendong bayi, sampai para kakek dan nenek yang menggendong. Untuk 1 gaya pun tak cukup 1 kali jepret. Setelah mengambil foto, bayinya dibawa ke ruangan terpisah dari ruangan tempat Minnie. Para orang tua pulang, sementara yang lainnya tinggal di rumah sakit, meskipun Kyuhyun telah mengusir mereka karena taku Minnie terganggu.

Paginya, mereka kelelahan dan tertidur di rumah sakit dengan posisi yang tidak nyaman. Jongwoon yang bangun paling pagi langsung membangunkan Wookie dengan menepuk-nepuk pipnya *ga romantis banget==a*

"Tenang lah Oppa, manajerku saja masih tertidur...." Ucap Wookie setengah sadar.

"Ayo kita cari Wedding Organizer terbaik untuk pernikahan kita....!" Bisik Jongwoon.

"Mwo?" Wookie langsung terbangun dan sadar karena terkejut.

"Kajja!!" Jongwoon menarik tangan Wookie, mau tak mau Wookie menurut dan pergi bersama Jongwoon, tanpa membangunkan siapapun.

^END^

FF: "A Whole New World" (World 5)

A WHOLE NEW WORLD - WORLD 5
Cast: Kim Wookie; Cho Kyuhyun; Kim Jongwoon; Lee Minnie


Setahun kemudian,

Kyuhyun P.O.V

Hari ini, tanggal 17 Juli, aku melangsungkan pernikahanku dengan gadis yang aku cintai, yang benar-benar menungguku, ditengah ketidak pastian, apakah aku akan hidup atau mati. Aku akan menjalani sebuah kehidupan yang baru, bersama orang yang sebelumnya tak pernah terpikir akan menjadi pasangan hidupku.

“Ya, aku bersedia, menjadi suami Lee Minnie, memimpinnya dan mendampinginya, dalam suka maupun duka, dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam keadaan kaya ataupun miskin, sampai maut memisahkan,” Ucapku, dihadapan pendeta. *maap Pak Pendeta, buku Liturgi nikahan yang Daemon sumputin lupa naro...haduh..jadi ngarang deh*

Berikutnya, Minnie mengucapkan hal yang serupa, namun berbeda di bagian awal, akan mendampingi dan melayani Cho Kyuhyun. Ya Tuhan, itu namaku! terimakasih, telah mengaruniakan kepadaku, seorang istri seperti Minnie.

Sementara Wookie, ia semakin dewasa dan cantik. Ia juga tetap pada penantiannya. Sebenarnya hal ini cukup berat menurutku, menunggu orang hidup tidaklah sama dengan menunggu orang yang sedang koma.

Orang yang sedang koma, hanya terbaring di tempat tidur. Kalaupun ia mati, ia hanya membawa dirinya saja. Berbeda dengan menanti orang yang masih hidup. Ada kemungkinan ia akan menikah dengan orang lain. Dan bila Kim Jong Woon telah menikah dengan orang lain saat bertemu dengan Wookie, aku tak dapat membayangkan, betapa sedihnya dia. Kuharap hal itu tidak terjadi.

Wookie P.O.V
Pernikahan Kyuhyun dan Minnie, dua orang yang sangat berarti dalam hidupku. Saat keduanya mengucapkan janji itu, aku sangat tersentuh. Aku berharap suatu saat nanti aku dan Jongwoon Oppa dapat berdiri di altar dan mengucapkan hal yang sama.

Pelemparan bunga! Aku mencoba mengejar bunga itu. Ah, mengapa malah Hyukkie Eonnie yang mendapatkannya? Kurasa ia tak punya hubungan dengan siapapun.


6 bulan kemudian, Wookie mulai rekaman untuk album barunya. Dan beberapa bulan setelah itu, ia diundang ke stasion televisi. MC memintanya untuk menceritakan mengenai albumnya.

“Sama seperti judulnya, ‘The One I Love’, album ini tentang seseorang yang dicintai. Semua lagu di album ini terangkai seperti sebuah cerita. Dimulai dengan kedekatan sepasang manusia, yang tidak memikirkan masalah cinta sama sekali, kemudian cinta yang datang tiba-tiba tanpa ada yang menyadari, sampai-salah satunya menyadari, namun merasa itu tidak mungkin, dan ia pergi. Kemudian diceritakan juga tentang penyesalan orang yang satunya, karena ia baru menyadari cinta setelah orang itu pergi,” Cerita Wookie.

“Dalam album ini, apakah anda menulis lagu?”

Wookie tersenyum, “Iya, aku menulis.beberapa. Salah satunya, yang berjudul sama dengan albumnya, ‘The One I Love’. Satu lagi, ini merupakan singleku, ‘Just You’. Lagu ini aku hanya mengarrange musiknya. Liriknya buatan Kim Jong Woon, mantan manajerku,” Jawab Wookie.

“Kim Jong Woon...” MC tampak mengingat nama itu. “Ya, aku ingat... Dia yang pernah digosipkan acaran denganmu, kan?” tanya MC.

Wookie tertawa mendengar itu, “Ya, begitulah... dunia artist memang tak pernah lepas dari gosip,” Sahutnya.

“Lalu, bagaimana hubungan kalian sekarang? Ia ada dimana? Dan kapan akan kembali?” tanya MC bertubi-tubi.

Penonton tertawa mendengar pertanyaan MC pada Wookie, begitu pula Wookie, “Pertanyaan Anda banyak sekali..” candanya. “Aku tidak tahu sekarang dia ada dimana. Tapi aku yakin ia akan kembali,” Ucap Wookie, penuh arti.

“Anda tampak yakin sekali, Wookie Sshi... Apa benar menurut gosip yang beredar, bahwa Anda merelakan Cho Kyuhyun Sshi, orang yang sebelumnya Anda tunggu, demi Kim Jong Woon Sshi?”

“Hmm.. aku tak mau banyak bicara mengenai hal itu. Cinta adalah hal yang sulit dijelaskan. Kau bisa merelakan hasil jerih payahmu selama bertahun-tehun untuk itu,” Jawab Wookie.

“Ya, itu cukup menjelaskan,” Ucap MC. “Baiklah semuanya, jangan biarkan Wookie Sshi menunggu sendiri. Kita tunggu penampilannya setelah CF!” Seru MC.


Di Jerman, seorang pengusaha muda tengah menandatangani berkas-berkas. Ia meneliti satu persatu berkas-berkas itu sebelum akhirnya membubuhkan tanda tangannya. Untuk ukuran orang Jerman, dia tidaklah berwajah layaknya suku arya, lebih asia, karena dia memang orang Asia, tepatnya warga negara Korea Selatan.

Kim Jong Woon benar-benar sangat sibuk hari itu. Dari luar ruangan, ia mendengar suara televisi yang memutar acara musik Korea. Sebuah lagu membuatnya tertarik. Ia menghentikan pekerjaannya sejenak sambil memejamkan mata dan merenggangkan otot-ototnya. Ia sangat menikmati alunan piano itu.

Tibalah saat si penyanyi mendendangkan lagunya. Suara itu terdengar familiar. Ia membuka matanya. Suara yang memesona dirinya. Ia memejamkan matanya lagi, mencoba menghayati isi lagu. Ia seperti dejavu dengan liriknya.

Hatinya terenyuh mendengar itu. Ingatannya kembali ke masa lalu. Tiba-tiba wajah seorang gadis terlintas di wajahnya. “Wookie ah...” Jongwoon segera beranjak dari kursinya dan keluar dari ruangannya itu.

Namun saat ia keluar, acara itu telah berakhir. Ia kembali masuk ke ruangannya, dan mencoba mencari ‘Kim Wookie’ lewat internet. Ia menemukan beberapa acara live, dimana ia menyanyikan lagu itu. Jongwoon mendownload beberapa diantaranya dan memutarnya.

‘Just You’, lagu yang sebenarnya adalah curahan hatinya tentang Wookie, bukan lagu ataupun puisi, Wookie ubah menjadi lagu. Kemudian, ‘The One I Love’, lagu ini membuat Jongwoon meneteskan air mata. Benarkah lagu itu untuknya? Ia kembali mencari berita mengenai Wookie.

Beberapa orang fans menyebutnya ‘Si Bunga Matahari’, yang selalu menanti. Ia membuka salah satu dan membacanya.

“Bunga Matahari, lambang penantian. Selalu menatap matahari dari mulai ia terbit sampai terbenam. Begitu pula Kim Wookie. Dulu ia menanti kekasihnya, Cho Kyuhyun yang sedang koma. Setelah kekasihnya sadar, ia merelakannya dengan sahabatnya, sementara dirinya kembali menanti mantan manajernya, Kim Jong Woon. Entah mengapa, dunia ini terlihat tidak adil baginya. Walaupun demikian, ia tetap yakin Kim Jong Woon akan kembali. Tetaplah tersenyum, Kim Wookie, Hwaiting!!”
Jongwoon tersenyum. Ia segera menyelesaikan berkas-berkasnya. Kemudian mengumpulkan semua karyawan serta adiknya. Ia memerintahkan adiknya untuk menggantikannya.

Laki-laki itu kembali ke Korea.


Malam itu, Wookie sedang merayakan album keduanya di sebuah bar bersama manajernya dan beberapa orang dari rumah produksi yang memang mengurus albumnya. Wookie terkejut melihat Lee Donghae, kakak Sungmin ada di tempat itu. Tiba-tiba Lee Donghae naik ke atas panggung dan menyanyikan sebuah lagu, sambil menari. Di tengah-tengah lagu, ia mengajak Hyukkie untuk naik ke atas panggung.

Saat lagu berakhir, Donghae mengambil sesuatu di saku celananya, sebuah kotak berwarna biru. Kemudian ia berlutut di hadapan Hyukkie, “Would you marry me?” tanyanya.

Hyukkie tampak terkejut karenanya. Ia tercengang beberapa detik sebelum akhirnya memegang tangan Donghae, menariknya untuk berdiri, memeluk, dan mengecupnya tepat di bibir.

Wookie terkejut melihat itu, setahu Wookie, sejak mereka berkenalan, Donghae memang sering terlihat mengantar Hyukkie dan menjemputnya bila mereka pulang malam. Namun manajernya itu tidak pernah bercerita apa-apa mengenai kedekatan mereka. Walaupun demikian, ia senang karena sang manajer telah menemukan pasangan hidpunya. Namun entah mengapa dirinya merasa sunyi. Ia pergi ke bagian paling atas dari bar itu dan melihat pemandangan dari situ.

Lampu-lampu begitu indah menerangi jalan. Ada yang berkelap-kelip. Tiba-tiba suara kembang api menganggetkannya. Ia tertawa sendiri karena hal itu. Semua perasaan bercampur aduk dalam dirinya. Senang, sedih, terharu. Hal itu membuat air matanya menetes.

“Gadis cantik ini terlalu mudah menangis... selalu saja menitikan air mata..” Ucap sebuah suara dari belakang Wookie.

Ia itu terkejut. Sepertinya ia mengenali suara itu. Perlahan, Wookie menolehkan kepalanya ke arah belakang, dimana suara itu muncul. Ia menyipitkan matanya, karena posisi laki-laki itu yang berada di bawah lampu, membuat matanya silau.

“Wookie ah...” Ucap suara itu lagi.

Wookie berjalan mendekat dan langsung memeluk orang itu, ketika ia telah dapat melihatnya dan yakin siapa dia. “Oppa....!” ucapnya di sela-sela isakannya.

Laki-laki itu membalas pelukan Wookie. Ia memeluk Wookie dengan sangat erat, seakan tak akan melepaskannya lagi. Ia mengecup dahi Wookie yang terhalang poni.

“Terimakasih karena menungguku..”

“Jahat, mengapa pergi begitu lama?” Ucapnya masih tetap terisak. “Kau tidak memberitahu kemana kau pergi, kau juga mengganti nomor teleponmu, bagaimana aku bisa menghubungimu?” Protesnya.

“Maafkan aku....” Ucap Jongwoon.

“Kau pikir itu cukup?”

“Jadi apa yang harus aku lakukan?”

“Diam di sini, seperti ini...” Ucapnya sambil mempererat pelukannya.

“Hei, aku tak dapat bernafas... kau ingin aku mati?” Jongwoon mengucapkannya setengah tertawa.

Akhirnya Wookie melepaskan pelukannya dan menatap Kim Jong Woon dalam-dalam.

“Aku merindukamu, Oppa...”

“Na do...” ucap Jongwoon sambil merapihkan rambut Wookie dan menyelipkannya diantara telinga.

“Wookie ah.....” Teriak seorang perempuan yang tiba-tiba datang ke tempat itu, membuat keduanya terkejut dan melepaskan pelukan mereka. “Yah, kau sudah kembali?” Seru Hyukkie, gembira.

“Hyukkie ah, selamat... kudengar kau sudah dilamar seseorang?” Kim Jong Woon mendekati Hyukkie sambil menjabat tangannya.

“Bagaimana kau tahu?” Tanya Hyukkie.

“Aku melihatnya..” Jawab Jongwoon

“Terimakasih Jongwonnie..” Hyukkie menepuk bahu Jongwoon. Saat itu, datang lah Donghae yang langsung merangkul pundak Hyukkie. “Oppa, perkenalkan, ini Kim Jong Woon, mantan rekan kerjaku,” Hyukkie memperkenalkan keduanya.

Setelah saling bersalaman, Donghae pamit untuk mengantar Hyukkie pulang. Sementara Jongwoon dan Wookie tinggal di tempat itu beberapa saat untuk saling berbicara, sebelum akhirnya pulang.

“Ehm, besok, ada jadwal?” tanya Jongwoon pada Wookie saat mereka sedang di jalan.

“Besok jadwalku cukup padat, Oppa. Tapi bila Oppa menginginkan kita bertemu, mungkin besok malam aku bisa. Sekitar pukul 11 malam, setelah ‘Golden Disk Award’, bagaimana?”

“Kau tidak lelah?” tanya Jongwoon.

“Setelah bertemu Oppa, lelahku akan hilang =)” Ucap Wookie sambil tersenyum.


^TBC^

FF: "A Whole New World" (World 4)

A WHOLE NEW WORLD - EPISODE 5
Cast: Kim Wookie; Cho Kyuhyun; Kim Jongwoon; Lee Minnie


Paginya, Kyuhyun telah dibawa pulang oleh keluarganya. Wookie, di sela kesibukannya, ia tetap menyempatkan diri untuk ikut menjemput Kyuhyun.

Sepanjang perjalanan, Kyuhyun dan Wookie tak berkata apapun. Kyuhyun hanya menatap Wookie yang tak kunjung menatapnya. Tiba-tiba, Kyuhyun memeluk Wookie dengan melingkarkan tangannya di sekitar pinggangnya.

Hal itu membuat Wookie terkejut. “Ehm, Kyuhyunnie ah... Ada kedua orang tuamu..” Wookie melepaskan tangan Kyuhyun yang berada di pinggangnya.


“Kau berubah, Wookie...” Ucapnya dalam hati. Menurut Kyuhyun, penolakan Ryeowook beda dari biasanya. Biasanya, Wookie menolak sesuatu yang dilakukan padanya sambil tersipu, lalu mengelus kepalanya sambil mengatakan bahwa ia tidak mau Kyuhyun melakukan sesuatu padanya. Kali ini berbeda, wajahnya terlihat benar-benar tidak menyukai perlakuan Kyuhyun itu.

“Tak usah malu, Wookie ah, kami juga pernah muda,” Ucap Ayah Kyuhyun. Wookie hanya tersenyum mendengar itu.

Tak lama, ponsel ibu Kyuhyun berbunyi, “Yeobseo? Kami sedang dalam perjalanan. Minnie ah.. bagaimana presentasi skripsimu?” tanya ibu. “Selamat!... iya.. Kami dalam perjalanan ke rumah. Nanti malam kau datang, yah, kami ingin merayakannya. Kalau bisa, ajak orang tuamu juga. Sekalian kita rayakan kesuksesanmu di sidng skripsi, bagaimana?” .... “Ah, tak perlu sungkan... Kau sudah sangat baik, terimakasih karena sudah menunggui Kyuhyun selama ini, Kami tunggu di rumah, ya!” ucap Ibu sambil menutup ponselnya.

“Dari Minnie ah? Apa katanya?” tanya ayah Kyuhyun.

“Sidang skripsinya berjalan lancar. Ia mendapat nilai yang baik,” Jawab Ibu.

“Syukurlah,” Ucap ayah Kyuhyun. “aku pasti akan menyesal, bila studinya terhambat,”

“Mengapa ayah harus menyesal?” tanya Kyuhyun.

“Bodoh, dia menungguimu selama kau koma. Hampir tiap malam ia menginap di rumah sakit untuk menungguimu,”

Kyuhyun terkejut. Selama mereka saling bicara, Minnie tak pernah mengatakan apapun mengenai itu.


Malam harinya,

Minnie datang bersama kakak laki-laki dan kedua orang tuanya. Sementara Wookie datang bersama manajer barunya, Hyukkie.

Di atas meja makan telah tersaji berbagai macam hidangan khas Korea *Walo punya datanya, G tetep bingung apa aja yah, yang disajiin?*. Mereka semua makan dengan tenang. Sementara Kyuhyun berfokus pada Minnie. Ia menatap gadis itu. Yang ditatap menyadari hal itu, namun ia terus menghindari tatapan Kyuhyun.

Setelah selesai makan, Minnie dan Wookie membantu mencuci piring, sementara Kyuhyun yang sedang menemani Hyukkie dan Donghae, kakak laki-laki Minnie, terus menatap gadis itu dari kejauhan.

Kyuhyun mulai kesal karena Minnie terus menghindari tatapannya. Ia berjalan ke arah kedua gadis itu, dan menarik Minnie ke halaman belakang. Orang tua mereka tidak melihat kejadian itu, tapi, Wookie, Hyukkie, dan Donghae melihatnya. Mereka terheran-heran.


Di halaman belakang, Kyuhyun memepet Minnie sampai gadis itu tak dapat pergi kemanapun, karena terhalang tembok, dan kiri-kanannya terhalang tangan Kyuhyun.

“Mengapa kau tak pernah mengatakannya?” tanya Kyuhyun dengan kasar. Minnie tampak ketakutan. “Kau yang menungguiku selama 3 tahun ini, kan? Mengapa kau tidak mengatakannya padaku?” Ucap Kyuhyun dengan suara keras. Minnie tak menjawab, matanya berkaca-kaca, dan tubuhnya gemetaran karena takut. “Maafkan aku, seharusnya aku tak seperti ini...” Ucap Kyuhyun, melepaskan Minnie. “Mengapa kau tak membiarkan aku mati?” tanyanya lagi sambil memukul tembok dengan kepalan tangannya. Minnie masih terdiam. “Kau tahu, selama aku koma, aku sering melihat seorang gadis menangis, memintaku untuk kembali. Gadis itu bukan Wookie. Aku akan mengenalinya kalau itu Wookie. Namun sekarang aku yakin kalau itu adalah kau, Noona...” Ucap Kyuhyun panjang lebar.

Minnie menunduk. Ia tak tahu harus berkata apa.

“Noona,” Panggilnya. “Ehm... Minnie ah,” Kyuhyung meralat caranya memanggil Minnie. “Apa yang membuatmu rela mengorbankan waktumu untukku? Apakah kau mencintaiku?” Tanya Kyuhyun bertubi-tubi.

Lagi-lagi Minnie diam seperti orang bisu. Ia menahan tangisannya agar tidak meledak di hadapan Kyuhyun. Namun karena tidak tertahan lagi, ia langsung pergi meninggalkan Kyuhyun. Laki-laki itu hanya menatap Minnie tanpa bisa menahannya untuk tidak pergi.

“Aaarrgh!!..” Teriak Kyuhyun kesal. “Mengapa aku mengucapkannya? Kau benar-benar bodoh, Cho Kyuhyun!! Tapi kau benar-benar bodoh bila melepaskannya,” batin Kyuhyun sambil menatap Minnie yang berlari menjauhinya..

Kyuhyun ikut berlari mengejar Minnie. Ia melihat gadis itu duduk di dekat kolam renang, tempat yang agak jauh dari rumah. Kyuhyun tahu betul sifat Minnie. Ia tak mungkin mau bertemu orang bila sedang menangis.

“Mianhae...” Ucap Kyuhyun sambil berjalan mendekat. “Minnie ah, aku tahu kau mencintaiku. Kau dan Wookie, 2 orang teman terdekatku. Aku telah mengenal kalian sejak lama. Kalian berdua tidak akan bisa membohongiku,” Ucap Kyuhyun, menggenggam tangan Minnie. “Minnie ah, menikahlah denganku,” ucap Kyuhyun, sambil memperat genggaman tangannya.

Minnie terkejut dan menatap Kyuhyun tepat di matanya. Laki-laki itu juga sedang menatapnya.

“Mungkin aku tak pantas untukmu, kau seorang calon pengacara, sementara aku, aku hanyalah....”

“Ssh...” Minnie mendesis, meminta Kyuhyun untuk diam. “Kau sudah terlalu banyak bicara,” Ucap Minnie perlahan, membalas genggaman tangan Kyuhyun.

“Jadi kau mau menjadi istriku?” Tanya Kyuhyun, memastikan.

“Aku..”

“Kau tak perlu khawatirkan Wookie. Aku tahu, selama aku tak sadarkan diri, ia telah menemukan cinta yang baru. Dan selama itu juga, ternyata Tuhan menciptakan cinta yang baru untukku..”.

Minnie terdiam beberapa saat. “Kau selalu banyak bicara,” Ucapnya. “Tapi aku menyukai itu. Aku mau menjadi istrimu...” Sahut Sungmin, singkat.

“Benarkah?” tanyanya senang. Kyuhyun langsung berdiri dan meloncat-loncat kegirangan seperti anak kecil. Sesaat kemudian, ia menarik Minnie dan membawanya berlari ke dalam rumah. Ia membawa Minnie ke hadapan orang tuanya dan orang tua Minnie yang sedang berbicara di ruang keluarga.

Wookie, Hyukkie, dan Donghae yang dilewati mereka, merasa terkejut. Ketiganya mengikuti Kyuhyun dan Minnie ke ruang keluarga.

“Ayah, Ibu, Paman, Bibi, Aku meminta ijin untuk dapat menikah dengan Minnie...”

“Jangan bodoh, bagaimana dengan Wookie?” Tanya Ayah Minnie.

“Ehm...”

Wookie, yang mengikuti Kyuhyun dan Minnie, bersama Donghae danHyukkie, masuk ke ruangan itu dan menghampiri mereka. “Terimakasih atas pengertiannya, Kyuhyunnie,” Ucapnya. “Paman, bibi, maafkan aku, telah mengecewakan kalian,” Ryeowook menunduk. “Aku telah memutuskan untuk menunggu Kim Jong Woon, laki-laki yang aku cintai,” Ucap Wookie, yakin.

Semua mata menatap Wookie karena terkejut.

“Penantianku selama 3 tahun untuk Kyuhyun tidaklah sia-sia. Dalam waktu 3 tahun itu, aku bertemu dengan Jongwoon Oppa,” Ucapnya. “Karena Kyuhyun juga aku dapat bertemu dengannya,” Tambahnya.

“Baiklah kalau begitu, ayah dan ibu mengizinkanmu untuk melamar Minnie, namun setelah kondisimu benar-benar baik,” Ucap Ayah Kyuhyun. “Bagaimana dengan kalian, Tuan dan Nyonya Lee?” tanya Ayah Kyuhyun pada orang tua Minnie.

“Kami menyerahkannya pada Minnie,” Jawab Ayah Minnie. Minnie mengangguk dengan wajah tersipu. Ayahnya tertawam “Putri kami terlalu pemalu, baru begini saja, wajahnya sudah memerah...”

Minnie masih tersipu dengan tangannya menggenggam jari tangan Kyuhyun.



^TBC^

Rabu, 20 Juli 2011

FF: "A Whole New World" (World 3) Part 2

***PREVIOUS***


Tepat di luar ruangan, saat menutup pintu kamar, air mata Wookie jatuh tak terbendung. Ia berlari ke luar rumah sakit untuk mencari Jongwoon, namun tak menemukannya.

1 jam.... 2 jam.... Wookie tak kunjung kembali. Akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk tidur. Beberapa jam kemudian, Kyuhyun membuka matanya. Antara sadar dan tidak. Ia melihat seorang gadis dengan gaun putih. Rambutnya berwarna coklat kepirangan, persis sosok dalam mimpinya, yang tak pernah menampakan wajahnya, yang selalu terlihat menangis untuknya.

Tak lama, gadis itu berbalik ke arahnya. Mata mereka bertemu, dan sang gadis tersenyum. “Kyuhyun ah, kau sudah bangun?” Sapanya.

“Kau siapa?” tanyanya dengan wajah terkejut.

“Lupa pada Noona?” Gadis itu mendekat.

“Minnie Noona?” Ucapnya tak percaya.

Minnie tersenyum dan mendekat sebelum akhirnya memeluk laki-laki yang sudah seperti adikknya sendiri itu.

“Sejak kapan Noona ada di sini?” tanya Kyuhyun.

“Sejak kau sedang tidur..” jawab Minnie, melepaskan pelukannya dan duduk di kirsi sebelah tempat tidur Kyuhyun. “Selamat, ya... kau sudah kembali =)” Ucap Minnie.

Kyuhyun mengangguk sambil tersenyum tipis. “Noona, ada yang ingin kutanyakan...” ucap Kyuhyun, dengan wajah serius. Minnie mendekat dan melihat wajahnya dengan tatapan serius pula. “Wookie, apakah dia dan manajernya itu...”

“Itu hanya gosip,” Potong Minnie ketus.

Melihat reaksi Minnie yang seperti itu, Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut. Ia semakin curiga.


Sementara itu, Wookie tengah mencari Jongwoon ke tempat yang mungkin dia kunjungi. Apartemennya sudah ia tinggalkan. Ia pergi ke bar tempat mereka biasanya merayakan kemenangan Wookie, lagi-lagi ia tak ada di sana. Wookie putus asa. Nomor telepon Jongwoon pun tidak aktif. Benarkah ini akhir dari semuanya? Apakah ia benar-benar tidak akan bertemu dengan manajernya itu?

Wookie mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Air matanya tak dapat berhenti sejak tadi. Pikirannya kacau. Kyuhyun sadar disaat ia merasakan adanya perasaan lebih terhadap sang manajer, saat perasaannya pada Kyuhyun ingin ia lupakan.

Ia berhenti di sebuah gedung tempat rumah produksinya berada. Berjalan memasuki gedung itu dan menaiki lift sampai ke lantai 7. Di sana ada sebuah ruangan, ruangan sang manajer. Tempat yang biasa mereka habiskan untuk bersama, baik untuk menciptakan lagu, maupun berdiskusi, bahkan sound checking. Terdapat sebuah keyboard yang tersambung ke komputer. Itu biasa digunakan Jongwoon untuk membuat arrangement.

Pintunya tidak terkunci. Wookie masuk dan duduk di atas kursi, tempat biasa ia duduk. Ia benar-benar belum percaya, bahwa hari esoknya tak akan bersama Jongwoon lagi.

Ingatannya kembali ke saat pemimpin rumah produksi memecat Jongwoon. “Mengapa tidak membiarkan aku yang dipecat? Mengapa harus mengorbankan diri untukku?” Tangis Wookie.

Matanya tertuju pada sebuah agenda berwarna hitam, berukuran 20x14cm. Ia mengambil agenda itu dan membukanya.

Milik Jongwoon. Jongwoon menempelkan beberapa foto Wookie yang ia ambil diam-diam, baik saat Woookie tertidur pada sesi latihan, maupun saat ia sedang serius. Ada catatan perhitungan jumlah album yang laku terjual, jadwal show/performance, sampai beberapa tulisan, yang mungkin adalah lagu ciptaannya.

Itu membuat Wookie tersenyum. Namun hati Wookie kembali sakit saat ia melihat tulisan Jongwoon yang ada di halaman agak akhir, tertanggal hari kemarin.

"Aku tidak mau terjaga dari mimpi yang singkat ini
Karena di dalam mimpi itu, aku merasa sangat bahagia
Aku tertawa seperti orang bodoh
tawa yang hanya seperti desahan kecil

Aku sadari, aku bukan orang yang baik
Tapi aku tidak tahu, orang jahat itu yang seperti apa

Aku khawatir karena kebaikanmu
Mungkinkah seseorang dapat berbahagia?
Meskipun kau tidak membutuhkan orang seperti aku

Aku sangat tahu, diriku memiliki banyak kekurangan
Tapi aku tidak tahu, aku ini orang yang seperti apa

Cintai aku satu kali saja
Kau tidak harus melupakan apapun
Sebentar saja, pikirkan aku,
Berikan sedikit saja waktumu untukku

Di jalan yang bersalju ini, tak peduli bagaimana, aku mencium harum tubuhmu, yang penuh kenangan, bahkan sampai saat ini.
(Just You/Geugotpoonieyeo by Suju; Indonesian translation by: Daemoon)


Air mata Wookie yang tadinya hampir surut karena foto-foto yang Jongwoon tempel, kembali menetes karena kata-kata di buku itu.

“Wookie ah..” Suara seorang wanita dari luar pintu.

“Hyukkie Eonnie?” ucapnya terkejut. Ia segera menyeka air matanya.

Wanita yang dipanggil ‘Hyukkie Eonnie’ itu menghampirinya dan memeluk Wookie, mengelus kepalanya.

“Dia sudah pergi, Eonnie.. Eonnie tahu, kemana dia pergi? Kapan ia akan kembali?” tanya Wookie di sela tangisnya.

“Maafkan aku, Wookie,” Sahut Hyukkie. “Kau sangat kehilangan dia, yah?” tanyanya. “Kau jatuh cinta padanya, Wookie?”

“Eonnie...” Wookie terisak. “Mengapa aku baru menyadarinya saat ia sudah pergi. Dan mengapa harus disaat Kyuhyun sadar?” Ucapnya dalam tangisan yang tak dapat ditahan lagi. “Aku seperti diminta untuk memilih, Kyuhyun atau Jongwoon Oppa”.

“Tapi saat ini kau tak harus memilih, Wookie.. Kyuhyun sudah sadar, dan Jongwoon sudah pergi,” Ucap Hyukkie, mencoba menguji Wookie.

“Tapi aku telah mencintai Jongwoon Oppa...”

“Kau sudah memilih, kan?” Ucap Hyukkie, bijak, sambil tersenyum.

“Tapi bagaimana dengan Kyuhyun, Eonnie?”

“Tunggulah saat yang tepat, baru kau katakan itu padanya,” Ucap Hyukkie.

Hari itu, Wookie memutuskan untuk kembali menyimpan hatinya. Ia tak akan memberikannya pada Kyuhyun. Ia akan menyimpannya untuk Jongwoon, yang sekarang entah berada dimana dan tak tahu kapan akan kembali.

^TBC^

FF: "A Whole New World" (World 3) Part 1

Tittle : A Whole New World
Main Cast : Wookie, Kyuhyun.
Other Cast : Minnie, Kim Jong Woon, Lee Soo Man, Hyukkie, Donghae, Ortu Minnie dan Ortu Kyuhyun
Soundtrack: The One I Love - SuJu


"Seharusnya aku tidak melakukan hal ini
Aku tahu, aku tidak bisa mencintaimu
Pengakuanku akan membuatmu semakin terluka"
(The One I Love - SuJu; Indonesian Translator: Daemoon)

Kyuhyun terbangun dari tidur panjangnya. Matanya melihat seisi ruangan. Ia sama sekali tak mengenali ruangan ini. “Di mana ini? Apa yang terjadi padaku?” pikirnya saat melihat masker oksigen di atas wajahnya. Ia menaikan tangan kirinya, namun ada selang infus di sana. Kemudian ia teringat akan kejadian yang dialaminya bersama teman-teman sepulang kelulusan sekolah.

“Kecelakaan itu..” batinnya.

Lalu ia melihat ke arah tangan kirinya seorang gadis yang tertidur sambil menggenggam tangannya.

“Wookie ah...” Ucapnya pelan. Hatinya sangat gembira mendapatkan orang yang ia cintai berada di sampingnya.

Wookie merasakan di ruangan itu ada ‘pergerakan manusia’. Ia terbangun, melihat mata Kyuhyun telah terbuka.

“Kyuhyunnie...” Ucapnya sambil tersenyum dengan mata sembab karena semalaman menangis. “Kau sudah sadar?”

Kyuhyun hanya tersenyum, karena mulutnya terasa sulit untuk mengucapkan kata-kata.

“Yah, aku panggil dokter sebentar,” Ucap Wookie sambil berjalan keluar ruangan.

Saat Wookie ke luar ruangan, Kyuhyun merasakan hal yang berbeda. Meskipun orang yang pertama ia lihat adalah kekasihnya, entah mengapa hati Kyuhyun merasakan sesuatu yang hampa. Yang ia inginkan saat itu adalah Wookie, orang yang ia rindukan, memeluknya. Namun Wookie tidak melakukan itu. Ia malah memanggil dokter. Ia mencoba berpikir logis, bahwa Wookie melakukan itu karena mempedulikan dirinya juga. Mungkin memang prosedurnya seperti itu.

Tak lama, dokter datang bersama 3 orang suster. Mereka memeriksa Kyuhyun dan melepaskan masker oksigennya.

“Ini keajaiban, kau koma selama 3 tahun, dan sekarang kau sudah sadar... Selamat Tuan Cho,” Ucap Dokter.

“Mwo? 3 tahun?” Kyuhyun terkejut. “Benarkah itu, Chagi?” tanya Kyuhyun perlahan pada Wookie.

Wookie tersenyum, “Aku akan menelepon paman dan bibi...” Wookie ke luar ruangan dan menelepon kedua orang tua Kyuhyun.

Sekitar setengah jam kemudian, kedua orang tua Kyuhyun datang. Mereka tampak bahagia karena putranya telah sadar. Mereka memeluknya. Sementara Kyuhyun sendiri masih terheran-heran. Ia benar-benar tak percaya akan hal itu. 3 tahun tak sadarkan diri? Namun yang paling ia syukuri, tak seorang pun dari mereka yang membiarkannya mati. Tanpa terasa, air matanya menetes.

“Yah, Kyuhyun... Kau harus berterimakasih pada Wookie ah... Dialah orang yang menolak dengan tegas saat kami memutuskan untuk merelakanmu,” Ucap ayah.

“Benarkah itu, Chagi?” tanya Kyuhyun.

“Wookie bahkan tidak melanjutkan kuliahnya, demi mencari uang untuk biaya pengobatanmu,” Tambah ibu.

“Paman, bibi.. tak perlu begitu..” Wookie tersenyum malu mendengar kata-kata orang tua Kyuhyun.

“Terimakasih, Chagi...” Kyuhyun menggenggam tangan Wookie. “Ngomong-ngomong, kau bekerja sebagai apa?” tanyanya.

“A, aku... aku...” Wookie ragu menjawabnya.

“Sekarang, Wookiemu sudah menjadi artis terkenal,” Jawab Ibu.

Kyuhyun terkejut. Ia tak dapat mengatakan apapun. Ia menatap Wookie dari kepala hingga kaki. Memang banyak perubahan dalam fisik Wookie. Rambutnya yang awalnya berwarna hitam, sekarang menjadi coklat muda. Penataan rambutnya lebih rapih dan stylish. Pakaiannya yang biasanya sederhana, hanya kaos dan celana pendek, saat ini ia menggenakan tank top hitam dipadu cardigan jaring warna merah. Celana yang ia gunakan pun tampak mengkilap.

Sejak sadar, ia baru menyadari perubahan itu. Bahkan ia heran, apakah yang ada di hadapannya ini masih Wookienya?

“Ehm, baiklah, rasanya kalian belum terlalu banyak bicara... Kami tinggalkan kalian berdua, yah!” Ucap ayah.

“Yeobo... Aku masih merindukan putra kita...” Ibu menolak pergi.

“Ayolah, tak lama lagi , Kyuhyun akan pulang.... Artinya, kita akan memiliki lebih banyak waktu dengan kita. Ibu tahu, kan, Wookie sangat sibuk...”

“Baiklah...Kami tinggal, ya...” Pamit ibu.

Sepeninggalan mereka, keduanya terdiam. Sama sekali tak ada kata-kata yang diucapkan, hingga Kyuhyun akhirnya membuka pembicaraan. “Wookie ah... 3 tahun itu, lama sekali, yah!” Ucapnya. “Aku bahkan tak tahu, apa yang terjadi selama 3 tahun ini. Kau banyak berubah..” Ucapnya sambil tersenyum. “Apakah 3 tahun ini kau menemukan orang yang lebih baik dari aku?” tanyanya.

“Ehm... Aku..”

“Ya?” Ucap Kyuhyun.

“Wookie ah...” pintu kamar Kyuhyun terbuka. Seorang laki-laki berambut coklat, dengan kaos hitam dan celana panjang yang berwarna senada dengan atasannya, memakai tas ransel di punggungnya, muncul dari balik pintu. Dia membuat Kyuhyun dan Ryeowook terkejut. Sebaliknya, ia pun terkejut melihat Kyuhyun sadar. “ah.. Kyuhyun Sshi....” Ucapnya. “Kau sudah sadar?”

Kyuhyun terkejut. Ia bahkan tak mengenali orang yang memanggil namanya itu. “Maaf, Anda siapa?” Tanyanya sambil mengerutkan dahi.

Laki-laki itu menundukan kepalanya beberapa saat untuk memberi hormat. “Kim Jongwoon Imnida. Aku manajer Wookie, ehm, mantan manajer,” Ucap Jongwoon.

Entah mengapa, hati Wookie sangat sakit mendengar itu. Matanya kembali berkaca-kaca.

“Aku datang ke sini untuk pamit, itu saja. Aku telah berhenti dari rumah produksi itu, Jadi aku datang ke sini untuk pamit,” Ucap Jongwoon. Ia mengulang-ulang kalimat yang ia ucapkan karena gugup.

“Arasso...” Ucap Kyuhyun. “Terimakasih karena telah menjadi manajer Wookie”.

“Tak perlu sungkan,” Balas Jongwoon. “Wookie ah, aku pergi dulu, selamat tinggal,” Ucap Jongwoon pada Wookie. “Kyuhyun Sshi, selamat atas kehidupanmu yang baru. Kau beruntung memiliki Wookie,” Ucapnya sambil menutup pintu.

Kembali ruangan itu menjadi sunyi. Wookie terlihat kaku. Tangannya mengepal di atas kedua lututnya. Ia duduk di kursi dengan posisi tegap. Tatapannya kosong, namun terlihat bahwa matanya berkaca-kaca.

Kyuhyun bingung melihat Wookie seperti itu. Ia mencoba membaca situasi. Dadanya terasa berat saat memikirkan kemungkinan yang terjadi, “Woo..”

“Ehm... Kyuhyunnie, aku ke luar sebentar, ya..” ucapnya dengan suara bergetar, sambil berdiri dari kursi dan pergi sebelum Kyuhyun mengucapkan sesuatu. Ia bahkan tak melihat tangan Kyuhyun yang mencoba meraih tangannya agar tidak pergi.

Kyuhyun menarik nafasnya dalam-dalam. Ia memejamkan matanya untuk menenangkan diri dan mencoba untuk tersenyum, menerima setiap kemungkinan yang terjadi.

>>>NEXT>>>